Grazella Ayunda Queen Margareth atau kerap dipanggil dengan sebutan  Grazella cewek yang baru saja menduduki bangku kelas 12. Grazella terlahir dari keluarga sederhana-bapak cewek itu bekerja sebagai tukang sapu jalan sedangkan sang ibu  berjualan sayur di pasar untuk bisa membeli makan sehari-hari.Â
Setiap pulang sekolah Grazella berjualan kue, ia tidak seperti anak-anak pada umumnya yang baru saja pulang sekolah langsung tidur bahkan nongkrong bersama teman-teman. Kadang juga perempuan itu menitipkan kue-kuenya di kantin.
Jika di tanya capek atau tidak? Pasti capek belum lagi tugas sekolah menumpuk, namun Grazella bersyukur sekali karena bisa membantu bapak dan ibu.Â
Kata orang masa SMA itu adalah masa terindah? Tapi tidak dengan Grazella. Cewek itu berasal dari keluarga miskin. Karena itu, ia sering menjadi sasaran bullying dari teman-temannya. Meskipun sering di-bully, dia tetap berusaha untuk menjadi siswa yang berprestasi.Â
Hari berganti hari, kehidupan Grazella tidak pernah berubah. Di dalam kelas perempuan itu hanya duduk diam di bangku sambil membaca buku, suasana kelas sangat ribut namun Grazella tidak peduli, ia asik dengan dirinya sendiri.Â
Grazella sekolah di sini karena mendapat beasiswa, dan ia juga siswa peringkat pertama di dalam kelas. Bahkan pernah mendapat memenangkan Olimpiade matematika, kimia, maupun fisika. Grazella tidak pandai bergaul. Dari dulu hingga sekarang, ia sangat kesulitan untuk bersosialisasi dilingkungan sekolah karena itu ia tidak memiliki teman satupun. Bel istirahat sekolah berbunyi sedangkan cewek itu masih berkutik dengan buku pelajaran.Â
"Eh cupu beliin gue es dong di kantin," suruh lexa dirgantara---anak kepala sekolah di SMA GALAKSI berdiri di hadapan Grazella. Perempuan dengan rambut yang di urai, memakai perhiasan yang banyak untuk menunjukkan kekayaannya serta memakai make up yang agak berlebihan.Â
"lo punya kuping Nggak?! Selain pengelihatan lo bermasalah jangan-jangan lo tuli?" tawa lexa diikuti semua orang yang berada di dalam kelas.
"lo diam aja kaya bisu." Ucap viona
"Semua penyakit di embat sama si Grazella." Yoona memukul kepala Grazella---di sisi lain Grazella mengepal kuat-kuat tangannya.Â
Grazella sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Semua orang memperlakukannya seolah-olah ia tak memiliki perasaan, seolah-olah Grazella tak punya hati. Namun, cewek itu tak bisa menyembunyikan rasa sakit yang ia rasakan saat ini.Â