Mohon tunggu...
Aluska Alus
Aluska Alus Mohon Tunggu... -

the deeper wisdom bringing in its own way the special request to pass

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saya Guru Sejarah

5 Februari 2015   07:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya adalah bagian dari Era Reformasi. Saya ada di dalamnya. Saya jelas senang mendapatkan tunjangan sertifikasi yang baru ada di Era Reformasi. Walau saya merasakan politik reformasi membuat saya agak tersisih karena saya enggan mengikuti politisasi yang menyeruak masuk hingga ke sektor pendidikan. Saya menyaksikan pergantian Kepala Sekolah di sekolah saya. Saya menyaksikan pergantian Kepala Dinas Pendidikan di daerah saya.

Saya guru sejarah dan saya terus terang tidak siap menghadapi hasil riset murid saya yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya berpikir ya mereka akan membuat riset seperti yang mereka baca di berbagai media. Paling banter mereka akan mempelototi  yang mereka dengar dan yang mereka tonton di media televisi atau yang mereka baca dan kemudian mengambil pokok pokok yang mneurut mereka paling oke untuk dipresentasikan hari ini. Saya malah membayangkan mereka seperti seorang pakar politik dari hasil baca yang mereka lakukan seolah olah itu keluar dari pergulatan pikiran mereka sendiri

Tapi tidak seperti yang saya harapkan, mereka tidak bertindak seperti para pakar dan "apara pakar" yang selama ini saya saksikan, mereka adalah murid murid SMA yang menunjukkan riset mereka menghasilkan pertanyaan pertanyaan yang ditujukan kepada saya sebagai guru yang seharusnya memberikan mereka penajaman kemampuan mereka mengembangkan logika berpikir mereka.

"Apakah mental ORBA bisa berubah dengan terbentuknya PARTAI GOLKAR?" pertanyaan mereka menggodam saya.

Saya adalah guru sejarah. Saya produk Era ORBA. Saya merasakan pembangunan Era ORBA. Bagaimana dengan pembangunan mental saya. Apakah mental saya sudah berreformasi, terreformasi

"Apakah Bapak melihat bahwa parpol yang lahir di Era Reformasi sebetulnya tidak lepas dari tokoh yang ada di Era ORBA?" tanya mereka.

Saya mencoba menatap mereka dengan berani. Saya tidak berfikir sejauh itu. Saya pun tidak mengerti apa yang mereka dapatkan dalam riset yang mereka lakukan selama 2 minggu. Mereka murid murid saya yang baru lahir ketika negara kita memasuki era REFORMASI.

"Kemudian apa hubungan masalah KPK dan POLRI dengan partai GOLKAR?" saya merasa bodoh karena harus mengulang pertanyaan yang sama. Ya, saya tengah berusaha mempelajari jalan pikiran murid murid saya. Saat ini saya yang jadi murid dan mereka yang menjadi guru.

Mereka masih dengan semangat yang saya dan tetap tertib secara bergantian saling menimpali dengan bangunan argumentasi yang membuat saya tercengang.

Mereka menyampaikan, "Bukankah pilpres 2014 menghasilkan 2 koalisi pak, KMP dan KIH"

"Parpol apa saja yang berkumpul dalam KMP dan KIH?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun