Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bulan Merah

31 Agustus 2024   19:02 Diperbarui: 31 Agustus 2024   19:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dall E - suasana menyeramkan dari cerita "Bulan Merah," dengan Laras yang ketakutan di tengah hutan Desa Banyuirit.

Namun, yang dilihatnya hanyalah bulan merah yang bersinar terang, menandakan bahwa takdirnya telah tiba. Dalam detik-detik terakhirnya, Laras menyadari satu hal: dia telah melawan sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang pernah dibayangkannya. Dan sekarang, dia harus membayar harganya.

Pagi harinya, warga Desa Banyuirit menemukan tubuh Laras terbaring kaku di tengah hutan, dengan ekspresi ketakutan yang masih tergurat di wajahnya. Tidak ada yang tahu pasti apa yang telah terjadi, namun mereka semua tahu bahwa bulan merah telah mengambil korban lainnya.

Desa kembali ke rutinitasnya yang sunyi. Peraturan tetap ditegakkan, dan penduduk desa semakin waspada. Mereka tahu bahwa bulan merah akan selalu kembali, mengawasi dan menghukum siapa saja yang berani melanggarnya.

Banyuirit adalah desa yang tenang, tapi di balik ketenangannya tersembunyi rahasia kelam yang tidak boleh diusik. Mereka yang mencoba melawannya, seperti Laras, akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan.

Malam demi malam berlalu, dan bulan kembali bersinar putih. Namun, di suatu tempat di dalam hutan, bayangan-bayangan hitam masih menunggu, menanti bulan merah berikutnya untuk kembali bersinar, dan mengambil korban baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun