Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bulan Merah

31 Agustus 2024   19:02 Diperbarui: 31 Agustus 2024   19:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dall E - suasana menyeramkan dari cerita "Bulan Merah," dengan Laras yang ketakutan di tengah hutan Desa Banyuirit.

Suatu sore, saat Laras sedang berjalan pulang dari hutan, dia bertemu dengan seorang wanita tua bernama Mbah Sari. Wanita itu dikenal sebagai dukun desa yang sering membantu warga dengan ramuan-ramuan herbalnya.

"Nduk, jaga dirimu baik-baik. Hutan ini bukan tempat yang aman," ujar Mbah Sari dengan suara parau, matanya tajam menatap Laras.

Laras tersenyum tipis, "Terima kasih, Mbah. Tapi saya baik-baik saja. Saya sudah terbiasa dengan alam."

Mbah Sari menggeleng, "Ini bukan soal terbiasa atau tidak, nduk. Ada hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa."

Perkataan Mbah Sari membuat Laras sedikit gelisah, namun dia segera mengabaikannya. Baginya, semua ini hanya kepercayaan kuno yang tidak relevan dengan pemikiran modernnya.

Namun, malam itu, sesuatu yang tidak biasa terjadi. Saat Laras sedang mencatat hasil penelitiannya, tiba-tiba lampu di rumahnya padam. Gelap gulita menyelimuti ruangan, hanya disinari oleh cahaya bulan dari luar jendela.

Dengan cepat, Laras mengambil senter dan menuju ke jendela. Saat dia membuka tirai, dia terkejut melihat bulan yang biasanya bersinar putih berubah menjadi merah darah. Rasanya seperti ada beban berat yang menekan dadanya, membuatnya sulit bernapas.

"Lagi-lagi hanya imajinasi," bisik Laras kepada dirinya sendiri, meskipun hatinya mulai dipenuhi oleh ketakutan yang tak bisa dijelaskan.

Dia mencoba untuk tidak memikirkan hal itu dan kembali ke tempat tidur. Namun, bayangan bulan merah itu terus menghantui pikirannya, membuatnya terjaga sepanjang malam.

Hari-hari berlalu, dan bulan merah muncul semakin sering. Setiap kali Laras melihatnya, rasa takutnya semakin dalam. Dia mulai merasa ada sesuatu yang salah. Penduduk desa juga tampak semakin cemas setiap kali bulan merah muncul. Laras sering melihat mereka berdoa di depan rumah mereka, memohon perlindungan dari kekuatan yang tak terlihat.

Suatu malam, rasa penasarannya memuncak. Laras memutuskan untuk melanggar peraturan yang telah ditetapkan di desa itu. Dia ingin membuktikan bahwa semua ini hanyalah ketakutan tak berdasar. Tanpa berpikir panjang, dia mengenakan jaket tebalnya dan keluar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun