Ya... Kalau mau jujur, Heru sebenarnya sangat-sangat pengertian. Dia tak mau mengganggu kebahagiaan keluarga kecil kami. Tapi dia juga tak kuasa  menghindar godaan. Karena dia juga masih memendam cinta itu.
"Tak ada yang sanggup melawan takdir. Ingatlah itu... Kita jalani saja alur ceritanya. Tuhan pasti tau yang terbaik buat kita. Juga buat Heru," lanjut otakku pelan.
Diperintahkannya kepalaku untuk sekali lagi mendongak.
Mentari hampir sempurna tenggelam... Sisakan jingga yang merona menawan.
...........
Aku bangkit. Kukebaskan pasir yang menempel di celana panjangku.
Mungkin benar,
Tak selamanya cinta bisa dan harus memiliki,
Heru hanyalah masa lalu,
Dia juga teramat baik,
Cintanya tulus,