Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

September Itu

4 September 2024   19:58 Diperbarui: 4 September 2024   20:05 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah bapak bercerita kepada kami tentang tugasnya membasmi orang-orang PKI tahun 1965.

Rasa bangga bisa tegakkan dan pertahankan Pancasila dari orang-orang kiri namun hentakan nafasnya seakan terhenti ketika kami bertanya kepada bapak jumlah yang di basmi.

"Nanti kamu sekalian akan tahu jumlah yang harus kami habisi bila sudah pada dewasa "jawaban bapak inilah yang membuat aku gelisah.

"Tunggu seribu hari ya dik besok setelah ini mba janji sama mas Gatot untuk membongkar lemari bapak itu" bujuk mba Marni kepadaku.

Bapak menyimpan rapat rahasia dalam dirinya selama hampir tiga puluh tahun kami paham sebab seorang mantan anggota militer menjaga sumpah prajurit adalah hal utama.

Bapak tidak mau tahu ketika aku main petak umpet langsung dijewer telingaku karena ketahuan bersembunyi di belakang lemari jati tua tersebut.

Bahkan ibu menasehati kami tidak boleh bermain di kamar tersebut kecuali kamar kepunyaan kami.

Rahasia yang terkuak

Waktu terasa cepat ketika WA dari mba Marni masuk Hpku.

"Dik datang kerumah tabon ya penting, sendiri jangan bersama anak istrimu, sendiri besok pagi aku tunggu"

"Nggih mba, matur suwun" jawabku singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun