Buku harian Nenek
Kisah ini baru dimulai ketika aku menemukan sebuah buku rahasia nenek yang menjadi saksi hidup tentang upaya kudeta PKI di Jogja tahun 1965 yang menewaskan Brigjen Katamso dan letkol Sugiyono.
Nenek adalah salah satu yang pernah nemahi keadaan genting ini dan semua menjadi terbuka setelah aku temukan catatan kecil tentang diri dan keadaan yang dialaminya waktu itu.
"Aku menunggumu datang melihatku tampil di senisono dik" catatan nenek pada buku hariannya. Sungguh membuat berbunga-bunga hatinya mendapat informasi sang pujaan hati mau pentas di Senisono kala itu.
Safitri muda terlahir dari keluarga guru dan petani di sekitar Godean dan termasuk gadis cerdas setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atasnya Safitri melanjutkan sekolahnya ke ASRI dan berjumpa dengan Bagus Srengenge pujaan hatinya kala itu.
Sebenarnya safitri sudah  mengajar di sekolah dasar setelah selesai sekolah di PGA ( Pendidikan Guru Atas) Mullo bapaknya menghendaki menjadi penerus sebagai guru  saja namun cita-citanya  dan darah seni dari sang kakek yang  seniman kethoprak membuatnya masuk ASRI  di bilangan Serangan Wirobrajan kota Jogja
" di pojok jalan Malioboro aku menunggumu
Di bawah jam besar dekat istana
Yang detaknya membuatku semakin yakinÂ
Kamu pujaan hatiku"
Sebait puisi yang ditulis Safitri  sambil menunggu sang kekasih  hatinya Bagus Srengenge selesai gladi bersih di Senisono