Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Jogja 1965 (01)

4 September 2023   21:27 Diperbarui: 5 September 2023   20:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta karun yang tidak pernah aku duga sebelumnya nenek menyimpan apa yang tidak pernah aku duga sebelumnya tentang kejadian september 1965 di Yogyakarta kala itu.

Aku tidak bila nenek kami dan kakek kami lahir tahun 1930 an kemungkinan baru 20an tahun kala terjadi peristiwa gerakan 30 september 1965. Beberapa kliping berita koran yang sudah tidak utuh lagi masih di map yang aku temukan di almari nenek. Semua harus dibersihkan sarang laba-laba, ngengat pemakan buku dan juga coro. Pantes inilah harta karun yang aku temukan bersama Kartika serta adikku, harta yang ternilai buatku seperti dapat durian runtuh.

Kuno dan sudah lama tersimpan rapi mas"kata Kartika kepadaku. 

"Ini sudah seumur bapak"jawabku lugas sambil menimang buku saku yang tebal penuh coretan nenek pada masanya.

Baca juga: Jogja 1965

Rumah di Godean ini sungguh asri di sekeliling depan rumah dipenuhi pohon kakao atau pohon coklat rumah bercat biru pertanda rumah abadi tahun 1960an sangat terlihat dengan jelas. Menghadap keselatan di depannya ada bendungan kecil menambah asri suasananya.

Waktu menjadi berbeda ketika generasi sekarang yang menemukan, banyak guntingan koran dan majalah yang nenek simpan di lembaran buku pribadinya di lemari kuno tersebut.

"Ini lebih dari sekedar coretan nenek dik" kataku kepada Kartika 

Baca juga: Jogja 1965 (00)

"Ini tentang informasi dari nenek yang menjadi saksi mata kejadian ini" jawab Kartika ketika sedikit membaca tulisan tangan di buku lawasan ini. Apakah kamu masih ragu ini tentang informasi yang kami butuhkan dan nyata.

Lembar demi lembar aku susuri dengan cermat bagaimanapun ini adalah suatu rahasia dari  nenek yang merupakan  ibu kandung dari bapak.

Bapak anak bungsu dari enam bersaudara yang sebagian kakaknya  ada yang berkarir sebagai tentara melanjutkan dari kakek kami, sebab ibarat pohon buahnya jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Sebagian  ada yang jadi guru seperti nenek kami melanjutkan karier nenek sebagai guru di zaman dulu aku tidak menyangka darah itu mengalir deras dalam diriku sebab kombinasi trah keturunan tentara dan guru ada dalam dadaku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun