"aku pulang sebentar mas, kita akan bersatu kan?" tanyanya padaku.Â
"lis aku belikan sesuatu yang mungkin tiada nilai harganya buatmu" aku merogoh kantung jaketku, sementara kereta Jakarta surabaya lewat dimuka hidung kami yang transit dan naik kereta saling berebut keluar dan masuk kereta.Â
"apa mas?" tanya dia padaku. "aku belikan cicin ini indah kan?" jelasku padaku.Â
"ow..mas...ini terlalu mahal buatku ."gugup dan salah tingkah rono mukanya tersembur merah  apel.Â
"mau kan?" tanyaku dia mengangguk ketika cicin itu aku berikan dijari manisnya.
 "semua terserah Allah Swt menentukan, kita hanya tetap berdo"a dan berusaha ya mas?" sendu karena jam di peron itu menunjukkan kereta arah Bandung  akan tiba dari arah stasiun Solo ke barat.Â
"mas waktu akan  kembali satukan cinta ini kan?" tanya dia padakuÂ
"kenapa sayang?" kaget terasa degub jantungku serasa keras.
 "takdir dan nyata terserah padaNya kan mas?" jawabnya sendu.Â
"kenapa?, aku tidak ingin ini pertemuan terakhir kita sayang" jawabku.
 "insyaallah maa, kita akan bersatu.disurga-surgaNya" jawabnya sedikit puitis.Â