Kereta Malam
 #al-sayyid jumiantoÂ
Aku tidak sangka lagi, ini tentang perjalanan waktu, sejurus mata seucap kata.
 "mas aku tidak mau mas sedih" kata Lis padaku.Â
"bukan perpisahan ini yang aku sesali" jawabkuÂ
"tetapi pertemuan..'imvuhnya klise.Â
"aku ingin kamu tahu lis..."jawabku singkat.
 "seberapa luas, besar cinta mas padaku?" kerling matanya membuat aku tidak bisa lupakan.
 "kereta  belum datang sayang" rayuku lagi padanya.
 "tetapi peron stasiun Tugu ini membuat aku selalu rindu padamu mas, walau ku sadari banyak matanya mas, " keluhnya padakuÂ
Kami duduk dibangku peron tepat disebelah kiri kereta arah Bandung, lis manja padaku mengelayut dipundak kananku.Â
"aku pulang sebentar mas, kita akan bersatu kan?" tanyanya padaku.Â
"lis aku belikan sesuatu yang mungkin tiada nilai harganya buatmu" aku merogoh kantung jaketku, sementara kereta Jakarta surabaya lewat dimuka hidung kami yang transit dan naik kereta saling berebut keluar dan masuk kereta.Â
"apa mas?" tanya dia padaku. "aku belikan cicin ini indah kan?" jelasku padaku.Â
"ow..mas...ini terlalu mahal buatku ."gugup dan salah tingkah rono mukanya tersembur merah  apel.Â
"mau kan?" tanyaku dia mengangguk ketika cicin itu aku berikan dijari manisnya.
 "semua terserah Allah Swt menentukan, kita hanya tetap berdo"a dan berusaha ya mas?" sendu karena jam di peron itu menunjukkan kereta arah Bandung  akan tiba dari arah stasiun Solo ke barat.Â
"mas waktu akan  kembali satukan cinta ini kan?" tanya dia padakuÂ
"kenapa sayang?" kaget terasa degub jantungku serasa keras.
 "takdir dan nyata terserah padaNya kan mas?" jawabnya sendu.Â
"kenapa?, aku tidak ingin ini pertemuan terakhir kita sayang" jawabku.
 "insyaallah maa, kita akan bersatu.disurga-surgaNya" jawabnya sedikit puitis.Â
Semua yang menunggu kereta malam ini tak terasa semakin banyak, tetapi tanganku menggenggam erat seakan aku tidak mau melepasnya. "mas aku ingin tetap bersamamu walau apa terjadi" lembut ditelingaku seakan menandakan aku tetap dihatinya.Â
Malam merangkak dan habis menunggu kereta ini.Â
"ada medsos kan dik?" jawabkuÂ
"aku ingin hanya langsung dengar degub jantungmu mas, tentang candamu, tentang senyummu tentang kejelekanmu tidak akan ada di medsos mas" jawabnya manja.
 Waktu semakin merambat kereta itu datang lurus menuju rel cinta arah barat .Â
"aku cinta padamu mas"
 "ya"
 "aku pergi untuk kembali"
 "kutunggu cintamu"Â
"muahhhh...
 #alsayyidja26102
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H