“bejo, beruntung?, bagaimana saya bisa belajar?”
“mas guru bisa saja…” mereka berdua tertawa renyah pagi ini,
“wanita banyak mas, tetang kejujuran mereka yang tidak saya tahu” kata ma situ
aku diam,
“sperti kaos kumal ini, terus terang saya malu mas guru kalau bercerita pada njengengan tidak gagah tetapi tidak apa-apa sesama lelaki tidak boleh simpan rahasia dan ini aku apa adanya mas”
“bagaimana mas bisa begini?”aku masih heran dan mau tahu, kepo kata anak sekarang.
“mas guru saya hanya penganggur yang sedang beruntung tetapi saya juga masih punya harga diri saya tetap bekerja untuk mencarikan duit buat istri saya yang cantik walau dia sudah kaya dan punya mobil pribadi tetapi saya tetap mencarikan uang buat dia karena saya mas guru dan pak Mo ini lelaki maka tidak boleh gengsi ya pak mo?”benar kan?”
Aku hanya diam membisu kenyataan yang membuat luruh hatiku dari yang keci sebagi guru swasta yang GTY dan mendapat gaji kecil tetapi tetap semangat senyum anak didikku selalu terbayang dalam kelas dan inilah yang membuat bahagia termasuk mas yang berbaju necis ini yang selalu mampir di warung pak Mo untuk berganti kaos lusuh kesukaannya untuk”bekerja” mencarikan uang bagi istrinya, walau kenyataan istrinya orang kaya dan hartanya melimpah.
“kok diam mas guru?”
“ah ,,, aku jadi tidak enak mendengar cerita mas” ajwabku singkat
“pokoknya kami saya dan pak Mo tidak ada rahasia termasuk dengan mas guru bolehkan?”
“ya..”