“dan menempuh kehidupan yang baru?”
“dengan apa?”
“dengan hati yang baru dan senyum yang lebih cerah biru?”
Aku tidak ingin seperti waduk Sermo yang hanya indah dan menampung air tanpa bermanfaat bagi umat di sekeliling aku”
“menghablur dan menyatu dengan hati yang lain?”
“tentu menjadi sinar adan angin yang mengalir”
“tanpa terikat sekat dan dinding yang membelah pikir dan hati untuk menuju yang lebih baik”
“benar adanya”
“setegar bukit menoreh yang mulai dilirik hijaunya “
“semua hanya iman yang harus di pertaruhkan dalam dada ini”
Aku termenung dalam keputusan yang memang membuat semua bisa berubah apakah kedua anakku bisa menerima perubahan dan menerima ayah “baru”kelak mereka yang akan menjawabnya, bukan aku akan memaksa mereka.