“untuk selamanya,kelak”
“harapanku abadi”
“semoga”
Hati yang gundah menuju cerah dan indah aku hanya berharap demikian tidak takut akan kesedihan dalam hati ini,
“kesedihan dan kebahagian bagai mata uang logam yang tidak bisa terpisahkan,apakah kamu yakin bisa membuatnya terbelah saat ini juga, adalah keniscayaan yang akan datang karena Allah swt maha menguji dengan kebahagian dan juga kesusahan untuk menambah iman di hati kita, aku sadari ini”
Biru tetaplah kenangan ini tidak bisa kamu tinggalkan karena keanangan adalh bingkai indah hidup ini dalam taman surga yang kita dambakan kita untuk melangkah kelebih baik kedepan.
“Wates kesini cuma empat puluh menit mba min, jangan bersedih ya?” aku menghibur mba min yang seakan aku sudah anggap sebagi kakak dansaudara kandungku ketika aku lihat ada butir-butir air mata yang mulai menetes di kedua bola matanya.
“bahagia mba biru, tetapi apakah harus secepat ini kita kelak tidak bertemu lagi”
“tentu kita akan kembali bertemu mba, jangan menangis ya?”
“ya aku tidak menangis hanya terharu bu”
“sama jangan sedih ya mba min”