Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Tantangan Menulis Novel 100 hari] BUKU BIRU, 59,60, dan 61

19 Mei 2016   10:56 Diperbarui: 19 Mei 2016   11:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita yang lain :

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/tantangan-menulis-novel-100-hari-buku-biru-58_5738a0b10f9773310be7a772

Hari ke 59

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

Tentang janji surga (11)

Mba sri entah membuatku berpikirian keras untuk menjawab ya atau tidak Karena ini berhubungan dengan sebuah perasaan yang harus aku kedepankan, bukan nafsu yang membuat aku memutuskan tidak sesuai hati nuraniku. Kadang aku malu bila aku di pihak mba sri sama saja mungkin harus mengikhlsakan suaminya menikah lagi bila nyata-nyata tidak bisa memberikan keturunan padanya dan meminta suaminya tidak main mata dan serong dengan wanita yang tidak halal dan belum di nikahinya, mungkin ini hati seorang wanita akan sama bila menghadapi sebuah persoalan hidup seperti mba alami ini.

“mba aku tahu ini aku menghormati juga tentang mba yang masih menjadi istri syah mas Bejo”

“aku tahu biru ini memang berat”

“berat dihati dan juga sikapku  nanti aku memanggil mba dengan panggilan apa?”

“terserah biru, ini mas Bejo bisa menjadi-jadi bila tidak ada yang menyetopnya”

“termasuk aku sebagai penyetop  kebiasaan mas Bejo mba?”

“aku tahu tidak bisa lha begitu karakternya”

“kasihan mba Sri”

“memang kenapa?”

“karena semua berakibat dengan keutuhan keluarga mba”

“untung lagi aku tidak mempunyai anak biru”

“ya itu pertimbanganku juga aku punya anak dua mba”

Mba sri diam dan aku diam, kenyataan aku punya dua anak yang masih mempunyai dan memerlukan bimbingan yang penuh dariku.

“semoga kamu berubah sikap biru” kata mba Sri setengah patah semangat.

“tetap semangat mba, aku maunya membantu mba untuk menyudahi petualangan cinta mas bejo tetapi ini juga belum bisa ,karena nuraniku hanya ingin membesarkan kedua buah hatiku ini mba”

sebab angin berlalu

angin tak akan kembali

menerjang hatiku dan hatimu

ataukah ini hanya berlalu

dalam riak hujannya

dalam panas yang tersapu

mengapa

tahukah kamu

sebab angin

berusaha keras melewati benda yang didepannya

aku baru

aku lama

kamu tidak mengerti, semuanya

almuru’ah sayyid Jumianti, aku masih di jogja 1752016

Aku sebenarnya kasihan sama mba sri karena sikap suaminya yang melampiaskan dendam tidak bisa mempunyai anak dengan entah sengaja atau tidak memacari banyak perempuan, dan kadang juga kenyataan memang entah mas bejo sendiri yang mandul atau mba sri aku tidak tahu, ternyata sama sekertarinya hampir dua tahun juga tidak menghasilakan sesuatu, ataukah hidup hanya permainan ataukah ini yang namanya memainkan kehidupan aku tidak tahu, sebab mas bejo dan mba sri tidak juga di karuaniai seorang anak keturunan, inilah sebenarnya ujiaNya yang nyata di dunia ini. Walau aku tahu kehidupan dunia ini ada ditangan mereka dengan harta benda yang melimpah dan semua bisa dibelinya tampaknya nilai cinta  yang tidak bisa  mereka beli, kemesraan hidup yang hangat ternyata sudah dingin dan entah kemana cinta mereka berlabuh sekarang aku belum mengerti dan sebenarnya aku tidak mau tahu,  tetapi apakah sebuah permintaan harus di turuti ataukah  tidak tergantung hati wanita dan tentu juga aku.

Mba aku tahu hatimu sedikit mengharap akan cinta aku kan berlabuh kemana sejak kepergian adik kandungmu ya mas harun membuat limbung juga kamu terhadap kehidupan ini.

Jujur saja hatiku masih mengharap lelaki yang mau melindungi siang malam, dalm duka dan suka, dan dalam dingin yang mencekat hati dan dalam panas yang membara seperti janji matahari yang aku tatap sejak kepergian mas Harun, nampaknya lelaki pujaan hatiku ini belum datang untuk yang mau membagi suka dan dukanya serta cintanya padaku, dambaan yang masih melayang di iringi senyum mas harun yang entah mengapa selalu ada dan hadir dalam mimpi indahku setiap malam

hari ke 60

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

Tentang janji surga (12)

Aku hanya diam membisu di hening hari yang selalu membuat hatiku bertanya, mengapa kamu tidak menggunakan kesempatan yang diberikan ataukah kamu masih terjebak masa lalu yang menyedihkan. Bukan cerita sedih, sendu sedan yang akan aku ceritakan, getir dan pahit hidup adalah santapanku sehari-hari, tetapi mengapa hati terdalamku merasa sedih yang berkepanjangan ini, aku hanya pasrah atas semuanya, walau dalam sedih hati ini.

sedih

tak berujung pangkal

walau semua hanya khayal

hati yang merasa

dan jiwa yang merdekalah

pengobatnya

pasrah kepadaNya

mengapa harus larut

almuru’ah sayyid jumianto, 1752016, aku masih di Jogja

Mengapa kamu tidak move on dan menebus masa lalu yang menyedihkan itu kembali normal dan gembira merengkuh dunia fana ini, pertanyaan yang kadang tidak bisa dijawab oleh akal sehatnya yang ada hanya rasa syukur dan pasrah sudah diberi karunia kehidupan yang sehat bersama kedua buah hatinya yang senantiasa membuatnya senyum terkembang walau kala berat menempuh asa dan pekerjaan menumpuk tetap dibuatnya semua ceria tanpa beban.

kadang pagi dan juga kadang sore rasa  kangen merindukan kasih sayang seorang suami kadang membuatnya berpikir apakah aku harus mencari suami lagi untuk melengkapi keluarga kecil ku, atuakah hanya tetap sendiri walau kadang hati gelisah tidak menentu dan cap janda seakan menjadi momok bagi wanita-wanita yang masih punya suami, takut suaminya tergoda aku, janda cantik yang konon masih menarik ABG tua dan para bapak-bapak muda masih bergairah melihat aku, aku kadang berpikir dosakah menjadi janda bahkan apakah aku layak berteman dengan teman lain jenis tanpa terikat apakah sebagai seorang calon suami, kadang hanya teman biasa namun orang lain melihtnya teman tapi mesra(TTM) nah inilah yang coba aku urai dalam kehidupan nyataku, bahkan aku tidak sampai hati di medsos kadang aku digoda untuk menjadi istri seorang yang mengadd acaountku tetapi ketika aku lihat mereka hanya seorang abg benar-benar anak baru gede seorang anak sma yang menggodaku ya aku maklum, masih cantikah aku ini ataukah ini karuniaNya yang entah kedip mataku bisa meruntuhkan hati pria dan lelaki  seakan membuat hati ini gundah tiada tara bila melihat kenyataan ini. walau hanya di dunia maya dan kadang membuat orang ingin dan ingin menggoda seperti didunia  nyata ini, aku maklum kata sensus penduduk di dunia sekarag wanita lebih banyak daripada pria ada benarnya!

Biru jangan menyesal dengan statusmu apalagi tidak bisa bersyukur maka  pahalamu bisa hilang dan hanya rasa penyesalan kelak yang kamu dapatkan di akhirat nanti, aku baru tahu semua cobaan memang ada hikmahnya kedepan dan aku harus bersyukur atas semua ini.

Banyak berdzikir, karena pesona dan indahnya, moleknya tubuh wanita seakan sudah di takdirkanNya untuk tatapan mata  lelaki, walau kadang ada yang setengah usil, cuma memandang, tetapi inilah kenyataan apalagi karena status yang disandangnya, janda  semakin banyak kumbang yang akan mendekat, maklum adanya inilah cobaan itu.

Allah swt maha merubah  juga yang membolak balikan hati seseorang, bukankah tindak dan jalan hidup kita sepenuhnya di pengaruhi oleh hati kita, aku sadari itu.

Mengapa kamu gelisah dan tidak nyaman, karena  ini berhubungan dengan orang yang aku kenal masa lalu aku, masa kini aku dan entah masa depan aku yang membuat aku gamang menjadi hatiku semakin tidak menentu ini, hanya Allah swt tempat aku bertanya dan pasrah semua cobaan ini.

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

hari ke 61

Tentang janji surga (13)

“Biru aku ingin kembalikan cinta ini padamu” tulis seseorang yang tiba-tiba pesan ini masuk ke handphoneku ini.

“kemana berlabuh, dengan siapa aku menjawab”

“seseorang yang pernah bertahun-tahun dekat dan sekejap seperti hujan hilang ditelan waktu”, panjang dan lebar pesan ini, aku tidak tahu, tetapi dari bahasa gaya menulisnya aku pernah tahu.

“menpat nomor ini dari mana boleh aku tahu?”

“dari seseorang  yang tahu tentang cinta yang pernah kita tumbuhkan”

“terus terang aku tidak tahu mas, atau bapak ini?”

“panggil aku siapa terserah “

Aku hanya diam sesaat bagaimanapun masih banyak orang yang sengaja”iseng” mengerjain aku dan mereka sengaja menggoda karena dianggapnya aku ini menarik buat mereka.

“sesorang yang hilang di telan waktu”

“kehilangan waktu, mengapa dan bagaimana?”

“tentang sesuatu dalam hati paling dalam relung masa  kita”

“apakah pernah aku membuat hatimu patah?”

“benar dan hancur lebur dibauatnya “

“karena aku?”

“ya”

aku diam coba menebak dan mengerti tentang seseorang ini

“tentang orang yang pernah sombong karena ketampanan”

“dan mengejar kecantikan dunia”

“walau kadang bohong  kenyataannya”

“mengapa kamu balas pesan ini?” dia bertanya padaku

“maaf dengan siapa aku bertanya dan mengapa membuat pesan ini hanya untukku”

“bolehkah aku buka luka lama kita?”

“luka aku belum sembuh, aku masih bersedih, mungkin ramadhan dan lebaran esok masih mengenang suamiku, mas harun”

“jangan berlarut sedihmu, jalan masih panjang”

“aku tahu”

“tentang cinta yang pernah hilang di telan materi waktu yang menghablur partikelnya”

“demi masa, ya demi waktu, memgapa kamu ingin kembali kepadaku lagi?”

“ya aku ingin mengembalikan waktu dan cinta ini”

“walau aral kan kamu tempuh dan asa yang sudha putus kan kau sambung untuk aku?”

“aku berusaha menyambung kembali dengan tali atau las cinta kita”

“rayuan kamu lebih gombal”

“ya terpaksa aku akan merayumu sebisa dan semampuku”

“bukan begini maksudku, datang dan bicara langsung saja”

“aku belum sanggup biru”

“tentang sesal didadamu yang tak pernah terobati”

“hanya doa dan dzikir adalah obatnya”

“tentang yang entah aku belum bisa kembalikan, aku masih bersedih”

“aku tahu, pelabuhan itu masih kosong”

“belum ada perahu yang bersandar disana”

“karena tambat kapal, dan jangkarnya belum dilempar “

“jangkarnya sudah dilempar, tambatnya belum di talikan di pelabuhan hatiku”

“karena sang nahkoda sudah hilang sebelum kapal mendarat”

“mas, atau bapak aku tahu njenengan tahu tentang kehidupan ini, tolong jangan membuat aku terkenang mas harun lagi”

“maka ini aku coba sembuhkan luka dihatimu dengan “obat cintaku”

“kadang pahit dan tidak enak”

“tentang luka dulu yang kembali terbuka”

“dalam banget mas, tau bapak ini membuatku membuka mata hati ini”

“kehidupan ini akan hampa bila tanpa cinta dana ku tahu cinta tanpa kehidupan juga hampa dan merana”

“bagai hamparan pasir yang tandus dan hamparannya tidak ada tumbuhan satupun”

“walau burung kondor dan unta masih bisa hidup, ingin setetes maksud dan rasa aneh aku utarakan, ingat biru, hapir dua belas tahun ini aku menunggumu jawabmu yang pasti”

Akhirnya aku tahu dan hatiku ini menebak pada kenyataan yang ada dan deg hatiku tahu dan aku baru tahu ini mas ganteng itu yang sudah kulupakan….

“terus terang  aku juga merasakan getaran ini mas, tetapi aku sudah punya anak dua mas, tak patut kamu mengejarku …malu mas”

Dia belum menjawab pesan terakhirku ini

BUKU BIRU

ALMURU"AH SAYYID JUMI ANTO

NO.62

1586/36466

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun