“walau kadang bohong kenyataannya”
“mengapa kamu balas pesan ini?” dia bertanya padaku
“maaf dengan siapa aku bertanya dan mengapa membuat pesan ini hanya untukku”
“bolehkah aku buka luka lama kita?”
“luka aku belum sembuh, aku masih bersedih, mungkin ramadhan dan lebaran esok masih mengenang suamiku, mas harun”
“jangan berlarut sedihmu, jalan masih panjang”
“aku tahu”
“tentang cinta yang pernah hilang di telan materi waktu yang menghablur partikelnya”
“demi masa, ya demi waktu, memgapa kamu ingin kembali kepadaku lagi?”
“ya aku ingin mengembalikan waktu dan cinta ini”
“walau aral kan kamu tempuh dan asa yang sudha putus kan kau sambung untuk aku?”