"iki, ini undangan siapa mbok?" tanyaku pad asimbok
'dari kelurahan, katanya sosialisi" sahut simbok sekenanya
begitu dekatkah kegembiraan ini hanya pad aselembar kertas ataukah ini juga ujian, bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya?
aku diam, aku ambil handuk dan mandi pagi itu.
simbok membuatku telur dadar seperti waktu kami masih bersam dengan bapak juga sperti ini kalu pagi
"habiskan dulu, ini juga susunya" kata ismbokÂ
"ya  mbok akumau lekas kesekolahan" aktaku agak tergesa
"kalu bapakmu masih hidup coba senangnya punya gadis seperti mu nduk" kata simbok
"alhamdulilah mbo" sehat doa'anya  ya " aku menyalami tangannya dna mencium pipinya, lekas bergegas ke sekolahan di kota Batas bu kota  kabupaten Kulon Perkakas ini.
***
Mandiri inilah yang bapak takan padaku tentang kehidupan yang harus nrimo khas jawa , simbok masih muda baru 42 tahunan aku baru 22 tahun inilah kehidupan yang harus aku jalani sepertinya takdir membuatku meneruskan pekerjaan bapak menjadi guru.