Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel (4)

22 Januari 2016   20:30 Diperbarui: 22 Januari 2016   20:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"iki, ini undangan siapa mbok?" tanyaku pad asimbok

'dari kelurahan, katanya sosialisi" sahut simbok sekenanya

begitu dekatkah kegembiraan ini hanya pad aselembar kertas ataukah ini juga ujian, bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya?

aku diam, aku ambil handuk dan mandi pagi itu.

simbok membuatku telur dadar seperti waktu kami masih bersam dengan bapak juga sperti ini kalu pagi

"habiskan dulu, ini juga susunya" kata ismbok 

"ya  mbok akumau lekas kesekolahan" aktaku agak tergesa

"kalu bapakmu masih hidup coba senangnya punya gadis seperti mu nduk" kata simbok

"alhamdulilah mbo" sehat doa'anya  ya " aku menyalami tangannya dna mencium pipinya, lekas bergegas ke sekolahan di kota Batas bu kota  kabupaten Kulon Perkakas ini.

***

Mandiri inilah yang bapak takan padaku tentang kehidupan yang harus nrimo khas jawa , simbok masih muda baru 42 tahunan aku baru 22 tahun inilah kehidupan yang harus aku jalani sepertinya takdir membuatku meneruskan pekerjaan bapak menjadi guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun