Di bulan November saat kami (Rya, Agus, Dayu Mira & aku) liburan ke Bandung, kami sempat ke Jakarta sambil ku apply untuk yang kedua kalinya.Â
Namun ada yang berbeda kala itu, selama perjalanan ke Jakarta, aku merasa bahwa percobaan keduaku ini juga tak akan membuahkan hasil. Aku tak akan bisa ke Perancis tahun ini. Entah kenapa tiba-tiba pikiran itu menghantuiku.Â
Namun aku tetap menyerahkan dokumentku karena sudah berada di Jakarta kala itu. Dan tak berselang lama passport ku pun telah dikirim ke Bali. Aku pun duduk dan berdoa di kantor BA saat membuka amplop itu.Â
Dan jelas sudah bahwa pernyataan hatiku terjawab. Permintaanku kembali ditolak untuk kedua kalinya. Tetap tanpa pemberitahuan alasannya, namun besar keyakinanku akan ada sesuatu dan lain hal yang akan terjadi hingga aku tak diijinkan untuk pergi oleh Tuhan, itulah pikirku kala itu. Entah apa itu aku tak tau...Â
Sedih dan kecewa itu pasti, waktu dan materi terbuang sia-sia untuk 2 kali penolakan ini. Ingin rasanya berontak tapi ku coba untuk menenangkan hatiku. Dalam hati ku katakan "akan ku coba untuk yang ke 3 kalinya, tapi tak saat ini"...
27 November pagi, aku tergesa-gesa dalam perjalanan menuju Polresta untuk memperpanjang SIM A dan SIM C ku. Sempat menabrak anjing kecil yang mirip sekali dengan anjingku di rumah.Â
Syukurnya ia tak kenapa-kenapa dan aku pun tak terjatuh. Berawal dari kejadian pagi itu, perasaanku tak enak.Â
Aku berusaha menelpon Ajik di rumah untuk mengabarkan kejadian pagi itu namun telponku tak kunjung diangkat. Terus ku coba tapi tak diangkat juga. Ku yakinkan diriku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Hingga tibalah malam itu kala aku sedang berada di rumah Leo untuk merayakan ulang tahun anaknya. Postingan pesta pun ku unggah di Facebook.Â
Yang saat itu ku lihat juga postingan kakakku sedang berpesta makanan dengan anak-anaknya di rumah. Kami pun saling bertukar informasi tentang pesta makanan kala itu. Ia yang berada di rumah dengan anak-anaknya dan aku yang berada di Denpasar di rumah Leo.Â
Aku juga telah berhasil menghubungi Ajikku malam itu, sekitar jam 21.00 untuk menyampaikan kejadian tadi pagi. Aku yang mencurigai hal itu sebagai pertanda buruk, ku tanyakan pada Ajikku apakah di rumah semuanya baik-baik saja. Ia pun memastikan kepadaku bahwa semuanya baik. Dan akupun kembali tenang.