Mohon tunggu...
Almunauwar Bin Rusli
Almunauwar Bin Rusli Mohon Tunggu... -

Almunauwar Bin Rusli lahir di Kotamobagu 18 Februari 1994. Saat ini berstatus sebagai Mahasiswa Pascasarjana UII Yogyakarta Bidang Studi Islam Konsentrasi Pendidikan Islam. Almunauwar Bin Rusli tinggal di Perumahan Griya Tugu Mapanget Blok B2 Nomor 18 Manado, Sulawesi Utara. Kontak : 082292011859

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Muslim Separuh Waktu

3 Desember 2015   11:42 Diperbarui: 3 Oktober 2017   11:57 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Tomohon, 27 Oktober 2015

Langit pagi di Kota Bunga ini adalah  tanda bahwa Tanah Minahasa dalam keadaan cerah. Suhu udara yang masih begitu dingin memaksa Maria menggunakan jaket tebal merah muda sambil menyeruput teh hangat di samping meja belajar. Uap yang meloncat keluar dari mulut manisnya menyembur ke atas melewati bingkai foto Yesus Kristus. Dia baru saja selesai keramas. Aura kewanitaannya menghiasi sudut-sudut kamar. Sambil menggosok-gosok kedua tangan, mata Maria terhenti pada satu benda yang berdampingan dengan Al-Kitab. Keningnya terangkat kemudian sedikit menurun. Tampaknya, ada sesuatu yang dia renungkan. Benda itu adalah Al-Qur’an. Sudah lama Kitab Suci umat muslim itu tergeletak begitu saja. Ingin sekali dia membaca. Namun apa daya, bahasa arab terasa begitu susah dikepala.

Di bagian atas Al-Qur’an, ada nama Abdullah tertera. Memang Abdullah lah yang memberikan  kepada Maria disaat ulang tahunnya. Maria pun menerima dengan senang hati tanpa risih. Meski kini, putri pertama dari Pendeta Marten itu tidak percaya mengapa sang pemberi tidak mengamalkan isi kitab sucinya sendiri. Mungkinkah dia memang muslim turunan? Separuh waktu berbuat kebaikan dan separuh waktu lagi berbuat keburukan. Mungkinkah juga ketaatan hanyalah sebuah mitos orang beriman yang disetir oleh kepentingan modal? Maria tertunduk lemas turut menyesalkan. Sedangkan Al-Quran seolah ingin berbicara untuk menjelaskan semua, tapi sayang mulutnya tidak ada. Al-Qur’an terkadang suka jengkel juga pada manusia. Punya mulut malah sering berdusta. Jijik.

“Assalammualaikum para santri yang dirahmati Allah SWT. Apa kabar kalian semua?” Tanya Kyai Taufiq di depan halaman Masjid.

“Waalaikumsalam ya ustadz, alhamdulillah sehat wal afiyat”

“Sebagai orang Islam di Minahasa, kita harus tetap menjaga keharmonisan dengan masyarakat beda agama yang ada disekitar Pondok Pesantren Hidayatullah ini. Jangan ada kekerasan. Paham?

“Tapi saya tidak bisa terima dengan penyerangan Masjid di Tolikara sana ustadz. Kita harus balas dendam. Kita bakar Gereja mereka” Sahut santri dibarisan paling belakang dengan nada lantang tanpa berpikir panjang.

“Kamu santri baru di sini kan? Siapa nama kamu?”

“Iya. Dani ustadz”.

“Kalau misalkan rumahmu terbakar api, kamu mau padamkan pakai apa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun