Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aduh Harga Gula dan Bawang, Setop Tagar Terserah!

18 Mei 2020   17:27 Diperbarui: 19 Mei 2020   21:04 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini terletak dari mantra perdagangan luar negeri mereka. Mantra yang mereka gunakan untuk melindungi konsumen dan industri dalam negeri bukan kebijakan kuota impor seperti yang dilakukan di Indonesia sejauh ini tetapi mereka gunakan kebijakan tarif. Naikan tarif (impor) jika terasa pasokan pangan di dalam negeri sudah meningkat secara significant. Sebaliknya, turunkan tarif impor.

Hal yang serupa juga diterapkan oleh Paman Sam. Donald Trump menetapkan tarif impor yang tinggi untuk barang-barang China guna melindungi industri dalam negeri. Trump berhasil. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat sangat mengesankan sebelum negara pemilik wara laba McDonald ini dilululantakan oleh Nona Corona.

Kurangnya Pemahaman Publik atas Keburukan Kebijakan Kuota Impor

Sayang sekali Presiden Jokowi yang sarjana kehutanan ini rasanya tidak begitu paham keunggulan tarif dibandingkan dengan kuota. Sayang sekali juga dua periode SBY juga menggunakan rezim kuota. Lebih miris lagi, hanya sayup-sayup suara akademisi apalagi politisi yang menentang sistem kuota impor. 

Jika akademisi dan para politisi tidak bersuara cukup keras untuk menghentikan sistem kuota ini, maka pemahaman publik atas keburukan sistem kuota ini tidak akan begitu meluas. 

Penulis yakin, tidak banyak Kompasianer yang paham akan sistem kuota ini. Yang sering terdengar berulang-ulang kata mafia. Mafia Alkes,mafia migas, mafia impor pangan, dan lain sebagainya. Publik tidak paham bahwa indung telur dari mafiaso-mafiaso itu sebetulnya sederhana yaitu sistem kuota impor.

Hentikan Tagar Indonesia Terserah. Ayo Lebih Kencang Suaranya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun