Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

70 Persen Kompasianer Kecewa dengan 100 Hari Jokowi-Maruf

2 Februari 2020   20:19 Diperbarui: 3 Februari 2020   10:54 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin

KECEWA dengan KINERJA 100 HARI JOKOWI - MA'RUF AMIN
Seperti disampaikan diatas, 70 persen artikel Kompasianer yang tayang dalam Topik Pilihan 100 Hari Jokowi Maruf bernuansa kecewa alias tidak puas dengan kinerja Kabinet Indonesia Maju. Beberapa abstraksi artikel dengan tone kecewa atau tidak puas termaksud disajikan berikut ini.

Kompasianer Himam Miladi tayang artikel dengan judul 100 Hari Jokowi-Ma'ruf Cuma Bikin Gaduh. Di sini disampaikannya bahwa susunan kabinet yang diharapkan bisa membawa perubahan fundamental bagi bangsa ini ternyata tidak mampu berbuat banyak di 100 hari kerja mereka.

Kompasianer dengan akreditasi Penjelajah ini menambahkan bahwa gebrakan yang dilakukan para menteri dan pembantu Jokowi belum menyentuh akar permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Selanjutnya, artikel dengan apresiasi High Light menunjuk contoh empat kebijakan Mas Nadiem. Menurutnya, keempat kebijakan ini hanya menyentuh permukaan saja, tidak ada dampak signifikan dalam merubah wajah pendidikan Indonesia serta tidak merujuk ke cetak biru yang bisa dijadikan pondasi untuk masa depan pendidikan Indonesia. 

Dalam nuansa yang sama, Kompasianer Ozy V. Alandika mengkritik gerak langkah Mas Menteri ini dengan tajam. Di artikelnya yang berjudul 100 Hari Kerja Nadiem: Menanti Kejelasan Arah dan Transformasi Pendidikan Kita, Mas Ozy berpendapat rangkaian kebijakan yang dipublikasikan Mas Nadiem itu semuanya tidak jelas.

Jika hal ini terus berlanjut, menurut artikel dengan HL ini, maka harapan Presiden Jokowi untuk tercapainya lejitan kemajuan pendidikan nasional kita dibawah Mantan Bos GoJek ini, akan semakin tidak jelas. 

Kekecewaan dan nuansa skeptis dengan tokoh muda yang termasuk orang terkaya Indonesia ini juga disampaikan oleh Kompasianer Almizan. Dalam artikelnya yang berjudul Jauh Panggang dari Api, Wacana Kampus Merdeka Mas Nadiem, Mas Almi mengatakan bahwa unsur-unsur wacana Kampus Merdeka yang dilontarkan Beliau jauh dari revolusioner.

Dengan kata lain, artikel yang mendapat apresiasi high light ini menyatakan bahwa kandungan wacana judul kebijakan  Kampus Merdeka yang ngejreng ini sarat dengan nuansa kompromistis sehingga sangat sulit, jika tidak mustahil, untuk dapat mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia. 

Lebih seru lagi, Mas Almi berpendapat bahwa banyak hal sederhana tetapi sangat strategis yang terlewatkan oleh tokoh idola milenial dan Presiden Jokowi ini.  Itu sederhana karena dapat dilakukan cukup dengan tanda tangan mantan Bos GoJek ini saja. Itu strategis karena dapat dengan seketika meningkatkan efisiensi sistem pendidikan nasional kita secara significant.

Kebijakan Mas Nadiem menurut Mas Almi itu yang seharusnya dapat digulirkan dalam 100 hari ini mencakup kebijakan untuk memerdekakan silabi perguruan tinggi dari jeratan pemerintah. Merdekakan mereka untuk mengadopsi dan/atau mengembangkan silabi mereka masing-masing itu baru ngejreng Mas Nadiem.

Selanjutnya merdekakan mereka untuk buka tutup Prodi dan memerdekakan mereka saat ini juga pada kewajiban akreditasi. Ketentuan Prodi dan kewajiban akreditasi yang diciptakan oleh para pendahulu Mas Nadiem sangat memasung kemerdekaan dan efisiensi kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun