Mohon tunggu...
Almas Maulatin
Almas Maulatin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

"Don’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hai Apa Kabarmu?

4 Desember 2020   02:00 Diperbarui: 4 Desember 2020   02:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari yang penuh kerinduan, tanpamu dan tanpa perhatianmu. Aku sudah bilang, "Aku ingin ikut!", tapi selalu saja kamu mengatakan, "Tidak usah, nanti kamu kecapekan!". Hemmm, ya sudahlah, mungkin setiap orang memiliki kesibukan yang tak ingin seorang pun tahu dan mengganggu, walau tidak ada sedikit pun niat untuk ganggu dia apalagi menyusahkan hidupnya. Hari ini ada pesta ulang tahun temanku, Rara. Oh iya namaku Dara Widya Arum, panggil saja Dara. Aku memiliki seorang kekasih yang sangat cuek tapi sebenarnya penyayang sih. 

*Dalam chat dengan pacarku, Revin.

"Vin, hari ini ada acara di rumah temenku, bisa nggak kamu dampingin aku?" tanyaku.

"Emang harus banget datang?" tanyanya.

"Dia sahabatku, mana mungkin aku tidak datang." balasku.

"Lain kali aja gimana? Aku masih sibuk banget ...." balasnya.

"Oh ya udah!" tutupku yang kecewa.

Kadang aku merasa Revin sudah nggak peduli lagi, sudah bodoamat dengan permintaanku. Perasaan kecewa jelas dan pasti ada dong. Mana ada cewek yang dicuekin bisa terus bertahan. Namun di sini aku memutuskan untuk bertahan. Ya udah, akhirnya aku mutusin untuk berangkat sendiri ke acaranya Rara. 

"Kamu nggak sama Revin, Dar?" tanya Rara.

"Hemm, mungkin masih sibuk dia!" jawabku.

"Aelah jangan sedih dong, putusin aja dah! Cari yang baru!" ucapnya yang menjengkelkan.

"Ihh nggak ada adab banget sih, sahabat sedih malah digituin! Jadi males datang ke sini!" cemberutku.

"Iya-iya sayang, maapkan aku yaa! Hari ini pokoknya kita happy!" sahut Rara.

"Oh iya Happy Birthday yaa Ra, ini kado dariku (sambil memberikan), maap kayaknya kamu nggak suka  deh dengan ini kado!" ucapku.

"Kamu ingat dan ucapin aja aku udah seneng banget lohh Dar!" sahut Rara.

Tak lama kemudian, ketika aku dan teman-temanku berbincang-bincang, ada sesosok lelaki yang berjalan menuju arahku. Berpenampilan rapi dan elegan serta tampang yang kurasa sangat tampan. 

"Dar ... bukankah itu Revin?" bisik temanku.

"Mungkin (dengan melongo) ...." balasku.

"Dia ganteng banget sih Dar ...." ucap temanku dengan longonya. 

"Heh, apaan sih!" sahutku sambil menimpuknya.

Revin semakin dekat dan terus mendekat. Dia mengatakan, "Udah, nggak usah bengong gitu!" . Demi apa? aku seneng sekaligus terharu.

"Apa yang membuat hatimu tergerak sampai ke sini, hah!" sandiwaraku dengan cetusan.

"Karena kamu memintaku!" jawabnya dengan polos.

"Kukira kamu tega membiarkanku sendirian pergi ke sini!" ucapku.

"Sebenarnya sih tega-tega aja. Tapi karena di sini ada pujaan hatiku, jadi aku datang untuknya!" jawabnya.

"Siapa pujaan hatimu?" tanyaku dengan manyung.

"Namanya Dara Widya Arum, dengan rambut pirang dan tingginya 165." jawabnya yang membuatku terenyuh.

"Hahahah, cantik kan dia?" sahutku yang menanggapi.

"Jelas dong!!" jawabnya. 

Acara yang semula sepi dan hampa ini menjadi bahagia dengan penuh keriangan. Aku tahu Revin, dia tidak akan membiarkan aku merasa hama dan kesepian, walau selalu saja dia menolak ajakan atau permintaanku, namun pada akhirnya dia tetap mengabulkan walau selalu saja bersifat mengejutkan.  Tak terasa acaranya pun selesai dan Revin mengantarkanku pulang sampai rumah. Sebelum aku membuka pintu, dia ingin mengatakan sesuatu kepadaku, dan kujawab, "Apa?"

"Besok aku ada kerjaan yang mengharuskan pergi ke luar negeri, Dar!" ucapnya.

"Hah? berapa lama?" tanyaku.

"Dua minggu, semoga sih bisa kurang dari itu!!" jawabnya dengan menatap bola mataku.

"Tapi kita masih bisa tanya kabar kan setiap hari?" tanyaku. 

"Mungkin hanya seminggu sekali atau tidak sama sekali. HP selalu dikumpulkan sayang. " jawabnya.

"Oh baiklah (menelan ludah), jaga kesehatan yaa, kalau ada apa-apa langsung kasih kabar, jaga mata dan hatimu untukku, aku di sini setia menunggumu, sayang." ucapku yang mencoba tidak sedih.

Aku tahu dia menjadi pengawal bangsa, yang harus rela berkorban untuk satu nama, yaitu bangsaku Indonesia. Aku salut dengan tekad dan perjuangannya, untuk bisa mendapatkan atau meraih cita-citanya saja dia harus berjuang mati-matian. 

"I love you ...," ucaku.

"I Love you too ...." balasnya. 

Aku tahu dalam hatinya pasti berat, tapi dia harus melakukan apa yang menjadi tugas dan kewajibannya. 

Sehari telah berlalu, entah mengapa sudah merasakan kerinduan kepadanya.

"Revin ... aku rindu!!"

Hingga seminggu kemudian, yang kuharap minggu ini bisa mendapatkan kabar darinya. Semalaman kutunggu namun belum juga ternotif. 

"Revin ... aku rindu! Apa kabarmu?"

*Ku mencoba chat dia.

"Hai, apa kabar kamu?" 

Dan masih centang satu, seperti sebelum-sebelumnya. 

End Part 1~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun