"Karena kamu memintaku!" jawabnya dengan polos.
"Kukira kamu tega membiarkanku sendirian pergi ke sini!" ucapku.
"Sebenarnya sih tega-tega aja. Tapi karena di sini ada pujaan hatiku, jadi aku datang untuknya!" jawabnya.
"Siapa pujaan hatimu?" tanyaku dengan manyung.
"Namanya Dara Widya Arum, dengan rambut pirang dan tingginya 165." jawabnya yang membuatku terenyuh.
"Hahahah, cantik kan dia?" sahutku yang menanggapi.
"Jelas dong!!" jawabnya.Â
Acara yang semula sepi dan hampa ini menjadi bahagia dengan penuh keriangan. Aku tahu Revin, dia tidak akan membiarkan aku merasa hama dan kesepian, walau selalu saja dia menolak ajakan atau permintaanku, namun pada akhirnya dia tetap mengabulkan walau selalu saja bersifat mengejutkan. Â Tak terasa acaranya pun selesai dan Revin mengantarkanku pulang sampai rumah. Sebelum aku membuka pintu, dia ingin mengatakan sesuatu kepadaku, dan kujawab, "Apa?"
"Besok aku ada kerjaan yang mengharuskan pergi ke luar negeri, Dar!" ucapnya.
"Hah? berapa lama?" tanyaku.
"Dua minggu, semoga sih bisa kurang dari itu!!" jawabnya dengan menatap bola mataku.