"Ihh nggak ada adab banget sih, sahabat sedih malah digituin! Jadi males datang ke sini!" cemberutku.
"Iya-iya sayang, maapkan aku yaa! Hari ini pokoknya kita happy!" sahut Rara.
"Oh iya Happy Birthday yaa Ra, ini kado dariku (sambil memberikan), maap kayaknya kamu nggak suka  deh dengan ini kado!" ucapku.
"Kamu ingat dan ucapin aja aku udah seneng banget lohh Dar!" sahut Rara.
Tak lama kemudian, ketika aku dan teman-temanku berbincang-bincang, ada sesosok lelaki yang berjalan menuju arahku. Berpenampilan rapi dan elegan serta tampang yang kurasa sangat tampan.Â
"Dar ... bukankah itu Revin?" bisik temanku.
"Mungkin (dengan melongo) ...." balasku.
"Dia ganteng banget sih Dar ...." ucap temanku dengan longonya.Â
"Heh, apaan sih!" sahutku sambil menimpuknya.
Revin semakin dekat dan terus mendekat. Dia mengatakan, "Udah, nggak usah bengong gitu!" . Demi apa? aku seneng sekaligus terharu.
"Apa yang membuat hatimu tergerak sampai ke sini, hah!" sandiwaraku dengan cetusan.