Dengan begitu, budaya suatu negara dapat terserap dengan mudah di negara lain. Selain itu, membanjirnya produk impor dari berbagai produk di luar negeri yang berdatangan, membuat persaingan ekonomi semakin ketat.Â
Mulai dari berbagai produk perusahaan di luar negeri seperti, barang-barang elektronik, mobil, motor, serta produk kecantikan, fashion dan lain-lainnya membuat negara di Indonesia menggunakan produk impor karena cenderung memiliki kualitas yang lebih baik.Â
Sehingga memicu adanya ketergantungan terhadap negara-negara maju, karena negara berkembang seperti Indonesia belum siap dan masih kurangnya sumber daya manusia untuk menghadapi era globalisasi. Sarana dan prasarana ekonomi di negara berkembang masih kurang dan masih banyak yang harus dibenahi.
Sehingga pada prosesnya, terbentuklah pembangunan sosial. Pembangunan sosial merupakan proses perubahan yang terencana yang dibuat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam suatu negara.
Pembangunan ini bersifat saling melengkapi dengan pembangunan aspek-aspek lain seperti; ekonomi, sosial, budaya dan politik. Pembangunan sosial di Indonesia mengalami banyak tantangan, seperti, background negara yang secara geografis berbentuk kepulauan.Â
Di mana masyarakat di suatu negara yang berbentuk kepulauan akan memiliki lebih banyak keberagaman, yakni mulai dari budaya seperti bahasa, kesenian dan kepercayaan.
Pembangunan sosial berusaha menggabungkan berbagai pendekatan (saintifik maupun kemanusiaan yang berorientasi praktis dalam pembangunan terpadu.Â
Pembangunan sosial hadir untuk mengatasi persoalan pembangunan ekonomi yang terdistorsi. Persoalan distorsi dalam pembangunan, dijelaskan lanjut oleh Midgley (2005, 5) bahwa hal tersebut terjadi karena pembangunan ekonomi tidak sejalan dengan pembangunan sosial.
Pembangunan yang terdistorsi juga tidak hanya terjadi dalam bentuk kemiskinan, kekurangan, rendahnya tingkat kesehatan dan pemukiman yang tidak layak, tetapi juga pada keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.
Upaya membangun suatu model pendekatan, perlu satu strategi pembangunan berkelanjutan, yang dikenal "komitmen dan strategi global".
Kegiatan ini berfungsi untuk membentuk "kerjasama baru" antara pemerintah dengan organisasi bukan pemerintah (LSM) yang mengamalkan satu pandangan bersama mengenai paradigma dan etika sosial baru.Â