Mohon tunggu...
Aloysius Teme
Aloysius Teme Mohon Tunggu... Guru - Penggemar sastra dan tulisan ringan yang menginspirasi

Ingin berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggugat Realitas dalam Narasi Nilai Pancasilais

16 Februari 2022   11:00 Diperbarui: 16 Februari 2022   11:03 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap salah paham dapat mengakibatkan pertikaian antar suku, bahkan dapat pula menimbuklan perang antaragama jika yang terjadi adalah kesalahpahaman mengenai ajaran agama.

Ketiga: Konflik dan Kekerasan. Kondisi ini berkaitan erat dengan persoalan pertama dan kedua. Prasangka dan kesalahpahaman memiliki potensi yang memicu konflik dan kekerasan.

Fanatik terhadap budaya sendiri dapat menyebabkan seseorang memandang budaya orang lain sebagai budaya yang bertentangan, mengganggu, dan salah. Namun, kita juga menyadari banyaknya faktor yang mungkin melatar belakangi sebuah konflik, antara lain ekonomi dan politik.

Kenyataan seperti ini terjadi karena kurangnya sikap terbuka terhadap realitas dan cenderung fanatik dengan budaya dan kelompok sendiri. Haidt menjelaskan dengan sangat baik mengapa kita lebih cenderung fanatik:

a.Insting sosial mendorong orang merasa kuat dengan kelompoknya sendiri,

b.Berlakunya hukum kesalingan: yang mudah menolong cepat mendapat pertolongan,

c.Memuji dan menyalahkan menjadi faktor penting, karena seleksi kelompok ditentukan berdasarkan keberhasilan upaya menekan selfishness, dan

d.pengaruh oksitoksin hipotalamus, untuk mendorong untuk mencintai anggota kelompoknya dan membenci yang bukan kelompoknya.

Empat hal ini akan membuat orang merasa nyaman di dalam kelompoknya sendiri dan tidak mudah baginya untuk terbuka terhadap kelompok lain.

Padahal jika diterapkan dalam konteks Indonesia, ada begitu banyak keberagaman yang tampak, baik itu budaya, bahasa, agama, dan etnis. Lalu pertanyaannya, masih relevankah jika orang menutup diri terhadap keberadaan orang atau kelompok lain di sekitarnya?

Nilai-nilai Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun