Mohon tunggu...
Allen Rangga
Allen Rangga Mohon Tunggu... Guru - Unity in Diversity

Saya, Albertus Rhangga. Biasa dipanggil Allen. Kalian mungkin bertanya mengapa saya dipanggil Allen? heheh, Ya, itulah saya, dengan nama yang unik, yang menggambarkan keunikan saya sebagai pribadi. Saya tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan politik, sosial-budaya, olahraga, dan tentu sesuatu yang bernuansa filosofis. Selain itu, saya suka membaca, menulis, bermusik, dan berolahraga. Bagi saya, tubuh yang sehat adalah pancaran jiwa yang sehat. Maka, berolahraga, bermusik, menulis dan membaca adalah cara yang ampuh untuk menjaga tubuh agar tetap sehat sekaligus penanda jiwa yang sehat pula.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa: Melihat Hati, Membangun Kasih

13 April 2021   20:41 Diperbarui: 13 April 2021   20:45 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perihal berpuasa tidak hanya membangun relasi dengan Tuhan tetapi juga dengan sesama. Membuka hati untuk menerima orang lain dalam kekuarangannya dan segala "keberdosaannya" merupakan suatu keharusan agar manusia benar-benar membuka hati kepada Tuhan. 

Sang Guru berkata, "bagaimana mungkin kamu berkata kamu mengasihi Aku yang tidak kelihatan sementara kamu membenci saudaramu yang ada di sekitarmu yang dapat dilihat?" 

Pernyataan ini jelas bahwa manusia tidak mungkin berkata ia mengasihi Tuhan tetapi dalam saat yang sama ia menaruh dendam terhadap saudaranya, bahkan berniat untuk membunuhnya. 

Mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan mengandaikan mengasihi, menerima saudara yang kelihatan. Emanuel Levinas mengatakan bahwa Yang Lain yang hadir dalam keberlainannya, yang ditampakan melalui wajah yang telanjang mampu mengindikasikan kehadiaran dari Yang Tidak Terbatas. Levinas menyebutnya dengan istilah enigma wajah.

Semoga melalui puasa dan pantang kita diajak untuk menelaah kembali ke dalam hati kita untuk membangun kembali relasi dengan Tuhan melalui alam semesta dan sesama manusia. 

Melalui cara ini kita dapat menjalankan puasa dengan hikmat, dengan sungguh-sungguh tanpa ditutupi topeng kemunafikan dan pencitraan belaka agar kefitrian atau kesucian diri dapat tercapai, sehingga kelak kita dapat menjadi manusia yang baru di dalam kasih terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, dan alam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun