Memang benar bahwa perubahan harus dimulai dari tindakan agen sosial. Akan tetapi, tindakan agen tidak murni karena subjektivitas individual. Agen lebih banyak dan lebih dahulu berinteraksi dengan budaya, nilai, dan pandangan yang sebelumnya sudah dibangun. Demonstrasi peredaran miras sangat cepat terorganisir dan juga cepat dalam mendapatkan tindak lanjut karena nilai agama yang jauh sebelumnya sudah tertanam. Tindakan tidak akan massif apabila hanya didasari subjektivitas individual.
Saat ini, Pemabuk mulai sulit mendapatkan miras murah. Harapannya, ke depan akan merubah budaya di Yogya secara keseluruhan. Namun, tidak setiap pola Elaborasi menciptakan perubahan yang permanen. Elaborasi yang tidak dirawat hanya akan berakhir dengan kembalinya kondisi awal. Kegalalan dalam membangun perubahan disebut oleh Archer sebagai Morphotasis.
Morphotasis terjadi apabila Elaborasi yang didorong oleh alur sebelumnya gagal melakukan restrukturasi secara radikal. Dalam kasus peredaran miras, akhir-akhir ini aku juga memperhatikan para pemabuk nyatanya tetap mendapatkan akses miras melalui delivery-order secara diam-diam. Gebrakan mestinya dirawat secara permanen jika masalah kronis tentang peredaran miras ilegal benar-benar ingin dibersihkan dari tanah Yogyakarta.
Referensi :
Archer, Margaret S., ed. 2013. Social Morphogenesis. Dordrecht: Springer Netherlands.
CNN. n.d. "Sosiolog soal Jogja Darurat Miras: Tak Lepas dari Kemudahan Beli Minol." nasional. Retrieved November 10, 2024 (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241031191223-20-1161743/sosiolog-soal-jogja-darurat-miras-tak-lepas-dari-kemudahan-beli-minol).
Kumbara, A. A. Ngurah Anom. 2023. Paradigma & Teori-Teori Studi Budaya. Penerbit BRIN.
Tempo. 2024. "Pasca Ricuh Prawirotaman Yogya, Belasan Outlet hingga Kafe Penjual Miras Ditutup | tempo.co." Tempo. Retrieved November 10, 2024 (https://www.tempo.co/hiburan/pasca-ricuh-prawirotaman-yogya-belasan-outlet-hingga-kafe-penjual-miras-ditutup-1162337).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H