Mohon tunggu...
AlKafi Mumtazah Nadhiroh
AlKafi Mumtazah Nadhiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - SAYA SEORANG MAHASISWA

SAYA MAHASISWA SEMESTER SATU

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental Mempengaruhi Kesehatan Fisik

4 Januari 2024   23:40 Diperbarui: 5 Januari 2024   11:04 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Alkafi Mumtazah Nadhiroh

kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Walaupun kelihatannya pikiran hanya ada dalam benak saja, nyatanya pikiran yang mengganggu bisa memengaruhi Kesehatan pada fisik kita. Badan kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan:"mental health is defined as a state of well-being in which every indiviDual realizes his or her own potential, can cope with the normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a contribution to her or hiscommunity" (Kesehatan mental didefinisikan sebagai keadaansejahtera di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, (sehingga) dapat mengatasi tekanan yang normal dalam kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya). 

Dikutip oleh Notosudirjo dan latipun (2005) mengemukakan bahwasanya orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terus tumbuh berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian dalam berpartisipaasi dalam memelihara aturan social dan tindakan-tindakan dalam budayanya.

Sementara menurut Musthafa Fahmi (1977),kesehatan mental mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Jika kesehatan mental terganggu, pikiran, suasana hati, dan perilaku akan terpengaruh sehingga kondisi fisik dan kualitas hidupmu akan menurun., Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kesehatan mental, mari simak artikel berikut. Kesehatan mental akan berdampak pada kesehatan fisik dan kehidupan sosial. 

Kesehatan mental akan berdampak pada kesehatan fisik dan kehidupan sosial. Seperti kata pepatah "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat", seseorang yang sehat mental terbukti berisiko lebih rendah terkena penyakit kronis, seperti antara lain stroke, diabetes tipe 2, penyakit lambung dan penyakit jantung. Menurut Al-Ghazali, kesehatan mental dicirian sebagai kekokohan aqidah,terbebasnya dari penyakit hati, berkembangnya akhlak yang mulia, terbinanya adab yang baik dalam hubungan sosial, dan tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat

Lalu, bagaimana kesehatan mental mampu memengaruhi kesehatan fisik setiap individu? Mari kita bahas satu persatu mengenai penyakit fisik yang berasal dari Kesehatan mental.

  • Emosi negatif seperti kemarahan ternyata juga bisa memicu serangan jantung dan masalah Kesehatan fisik lainnya. Melansir dari Mental Health Foundation, orang dengan tingkat kesusahan tertinggi punya peluang 32 persen meninggal karena kanker. Sedangkan seseorang yang mengalami depresi, diketahui mengalami peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
  • Kecemasan ketakutan yang tidak terarah dan tidak tau arah oleh sesuatu relasi atau objective yang didapat oleh pengalaman atau regalisasi rangsangan yang terjadi akibat frustasi atau kekecewaan,kecemasan merupakan contoh dari terjadinya kesalahan saraf dan mental maka Kesehatan fisiknya terganggu biasanya dia akan mengalami jantung berdebar tidak karuan dan nyeri pada dada beresiko tinggi terkena penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
  • Stres adalah salah satu contoh yang paling umum. Menurut American Psychological Association (APA), seseorang yang mengalami stres seringkali mengalami sakit perut. Lalu, bagaimana jadinya kalau seseorang mengalami stres kronis? Stres kronis yang tidak kunjung diobati mampu melemahkan tubuh dari waktu ke waktu.seperti ada salah satu kasus Stress yang dialami Pasien mudah terombang-ambing ketika menghadapi masalah,Contohnya merawat orangtua sakit, kemudian kematian pasangan hidup, kematian saudara dekat responden, adanya penurunan kesehatan yang dialami anggota keluarga sering mengalami kesulitan tidur dan sering mengalami sakit misalnya sakit kepala dan punggung. Depresi yang diamalami pasien tergolong berat dikarenakan bahwa pasien mengalami berbagai masalah diantaranya sering mengalami putus asa, menyalahkan diri sendiri dan merasa mengecewakan orang lain, merenungkan tentang perbuatan dosa dimasa lalu, mengeluh sulit tiap tidur malam, mengalami agitasi (gelisah), mudah tegang dan khawatir, nyeri kepala, dan mual. Maka dari itu stress dan depresi dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner maka dari itu salah satu terjadinya penyakit jantung coroner disebabkan multifaktoral atau berbagai macam faktor antara lain stress, depresi, maupun aktifitas fisik yang kurang. Aktifitas fisik yang kurang atau bahkan tidak sama sekali dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Gaya hidup sedentary adalah gaya hidup dimana aktifitas fisik sangat minimal atau kurang, sedangkan beban kerja mental maksimal atau berat. Saran yang dapat diberikan kepada Dinas terkait adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang dilakukan secara terus-menerus guna menurunkan kejadian penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi.
  • Sedangkan seseorang yang mengidap skizofrenia sering dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung dan risiko kematian akibat penyakit pernapasan sebanyak tiga kali lipat. Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata, orang dengan kondisi kesehatan mental cenderung tidak menerima perawatan kesehatan fisik yang berhak mereka terima. Mereka juga cenderung tidak ditawari bantuan untuk berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol dan mengubah pola makan menjadi lebih sehat .

Menurut meta analisis Universitas Harvard pada tahun 2012, orang yang punya optimisme memiliki jantung yang lebih sehat dan bahkan dapat menurunkan laju perkembangan penyakit. Faktor-faktor lain, seperti kepuasan hidup dan kebahagiaan, dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular terlepas dari faktor-faktor seperti usia seseorang, status sosial ekonomi, status merokok, atau berat bada.wanita lebih berisiko tinggi dalam depresi dan kecemasan sedangkan laki laki hanya berisiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.

Kesehatan mental tidak ada dengan sendirinya,tetapi kita harus menjaga Kesehatan mental kita tersebut agar supaya tidak adanya penyakit pada tubuh kita, sebagai keadaan organisme yang memungkinkan kinerja penuh semua fungsinya atau sebagai keadaan keseimbangan dalam diri seseorang dan antaran lingkungan fisik serta social seseorang. Menurut Maslow (1968 dalam Bhugra, Till, & Sartorius, 2013) manakah dari tiga definisi yang digunakan tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar, termasuk kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, kelangsungan hidup, perlindungan, masyarakat, dukungan sosial, dan bebas dari rasa sakit, bahaya lingkungan, stress yang tidak perlu dan dari setiap bagian eksploitasi. Kesehatan mental seorang individu dapat dipahami sebagai kondisi yang menyiratkan bahwa individu memiliki kemampuan untuk membentuk dan memelihara hubungan kasih sayang dengan orang lain, untuk tampil dalam peran sosial sesuai dengan budaya mereka dan untuk mengelola perubahan, mengenali, mengakui, dan mengkomunikasikan tindakan positif dan pikiran serta untuk mengelola emosi seperti kesedihan.

 Kesehatan mental memberikan perasaan berharga pada diri seseorang , kontrol, dan pemahaman fungsi internal dan eksternal. Dengan demikian Kesehatan mental dapat menjadi acuan individu dalam tiga aspek yaitu, aspek biologis, sosial, dan psikologis. Gaya Hidup untuk Kesehatan Mental dan Fisik Lebih Sehat gaya hidup ternyata menjadi faktor utama yang memengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang.

Alasan Utama Gen Z Rentan Kena Masalah Mental Menurut Studi ialah Depresi merupakan salah satu jenis penyakit mental yang lebih rentan dialami oleh Gen Z atau Generasi Z. Menurut sebuah studi yang dilakukan University College London, tingkat depresi di kalangan Gen Z dua pertiga lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial. 

Karena Faktanya, menurut penelitian Pew Research Center, sekitar 70 persen remaja dari semua ras, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan rumah tangga menderita kecemasan atau depresi. Wanita Gen Z dua kali  lebih mungkin memiliki kesehatan mental yang buruk  dibandingkan pria, menurut Survei Global Gen Z tahun 2022 dari McKinsey Institute for Health Research. Di sebagian besar negara, kesehatan mental Gen Z memburuk tanpa alasan yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun