Apabila dibayangkan, ini memang benar-benar cerita tragis dan mengerikan. Pantas saja Anisa menyadari kesalahannya, bahwa ia selalu membantah perintah orang tuanya. Hikmah yang dipetik dari ceramah beberapa ustad dan ayahnya sendiri, ia gabungkan dengan kejadian malang yang menimpa temannya.
“Allah akan memberikan hikmah di setiap cobaan-Nya. Saat Anisa membantah kami, kami tak perlu sedih. Sebab kami berdoa supaya Allah menyadarkan Anisa, dan kami harus yakin bahwa akan dikabulkan. Tapi bukan hanya meyakini saja doa itu akan langsung dikabulkan. Kita sebagai hamba Allah dan khalifah yang berada di Bumi, harus menjalankan beberapa kewajiban dan sunah kepada Allah.” Papar Pak Romli panjang lebar, menberikan rangkaian hikmah dari masa lalu anaknya.
“Dan sekarang Alhamdulillah, kami melihat perubahan drastis pada diri Anisa. Sekarang ia telah kembali pada jalan yang benar, dan mengutamakan kewajiban ia sebagai hamba-Nya.” Jelas Ibu Romli.
“Pengalaman spiritual anak Bapak dan Ibu, yang penuh hikmah.” Senyumku.
Tak terasa waktu hampir menunjukan tengah siang, setalah melakukan perbincangan akrab dengan Bapak Romli dan Ibu Fatimah. Aku pamit diri pada mereka. Tanpa ragu mereka memintaku untuk mampir lagi di lain waktu, dan aku hanya menjawab Insya Allah.
Matahari yang semakin panas, membuatku mandi keringat saat beranjak menuju rumah. Tetapi alangkah beruntungnya hari ini, aku dapat mengambil pembelajaran berharga mengenai kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H