Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Menggenggam Dunia (7) Kelebihan Rahmat

2 Mei 2024   08:41 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:56 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tes ini digelar untuk mencari siswa teladan mendampingi desa ini dan diujikan kepada tiga sekolah dasar yang ada di desa ini, ujian tersebut diadakan terbuka di lapangan tertutup. Jadi siapa saja yang mau mencoba, boleh mengikuti ujian tersebut. Dan yang membuat saya terkejut, Rahmat mengikuti ujian tersebut." Ungkap ia bernada tinggi.

"Lalu, apakah itu suatu pelanggaran? Bukankah itu terbuka untuk semua yang ingin mengikutinya?" tanyaku membalas ungkapan Bapak tersebut.

"Sama sekali bukan pelanggaran. Setelah ujian selesai dan hasil diperiksa, bahwa ia tuntas dengan nilai yang terbaik se-SD di desa ini. Sekaligus ia merebutkan penghargaan murid teladan tingkat SD se-desa tahun ini, yang akan diwakilkan ke tingkat Kota." Ucap ia bersemangat.

Kali ini aku sangat terkejut mendengar ucapan Bapak berdasi itu, mulutku termangap saking tak percaya mendengar berita yang menganehkan ini.

Tunggu, bukankah tadi aku tidur? Apakah ini mimpi?

Aku menampari pipiku dengan keras. Auw. Sakit sekali, ini bukan mimpi. Ini kenyataan.

"Bapak sedang tidak bercanda,kan?" selidikku.

"Buat apa saya menghabiskan waktu ini, untuk sekedar lelucon?" tegasnya tetapi dengan sedikit irama canda dari Bapak itu.

Rahmat terlihat senyum padaku, senyum anak-anak yang bila dilihat layaknya anak-anak biasa. Sungguh unik kepribadian Rahmat.

"Mamet, sekarang kamu jujur ya. Tadi kamu mengerjakan itu nyontek, asal-asalan, atau kamu bersungguh-sungguh dengan kemampuan kamu?" tanyaku perlahan agar Rahmat tak tersinggung.

"Kak Arkan, Mamet mengerjakan soal itu setauku. Mamet tau jawaban ujian itu, karena belajar tadi malam dengan buku yang Kakak belikan, saat di toko buku kemarin." Jelas Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun