Mohon tunggu...
Alis Klet
Alis Klet Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saat ini sebagai mahasiswa

Hobi olahraga, keperibadian cukup disiplin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebenaran Ilmiah

4 Januari 2024   14:14 Diperbarui: 4 Januari 2024   14:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

6. Teori Kebenaran Semantis

Teori ini kebanyakan dianut dan berkembang di kalangan filsuf analatika bahasa. Kebenaran menurut faham ini adalah suatu proposisi dibilai benar ditinju dari segi arti atau makna, apakah proposisi yang merupakan pangkal tumpunya itu mempunyai refrensi yang jelas. Artinya teori ini bertugas untuk mengungkap ke sahihan proposisi dalam refrensinya. Pernyataan yang mengandung kebenaran adalah pernyataan yang memiliki arti atau makna yang sesungguhnya dengan merujuk pada kenyataan. Arti yang bersifat difinitif, yaitu arti yang dengan jelas menunjuk ciri khas dari sesuatu yang ada.

                   SIFAT KEBENARAN ILMIAH

Bagian sebelumnya telah membahas tentang pengertian kebenaran meskipun kebenaran di maknai dengan difinisi yang berbeda-beda taoi bisa kita ambil pengertian bahwa kebenaran ilmiah atau ilmu sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, metode atau cara membangun suatu pengetahuan, dan relasi antara subjek dan objek. Telah dikemukakan juga teori kebenaran yang berkembang di dalam kefilsafatan. Di bagian ini kita akan membahas mengenai kebenaran sifat ilmiah Hamami mengatakan bahwa kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian, artinya suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa adanya prosedur baku yang harus dilalui memperoleh pengetahuan ilmiah yang pada hakikatnya berupa teori-teori melalui metode ilmiah yang telah baku sesuai dengan sifat dasar ilmu. Lebih lanjut Humami mengatakan bahwa kebenaran dalam ilmu adalah kebenaran yang bersifat objektif, maksudnya bahwa kebenaran dari suatu teori, atau lebih tinggi dari aksioma (pernyataan yang diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian) paradigma, harus didukung oleh fakta-fakta yang berupa kenyataan dalam keadaan objektivnya. Mengacu pada status antologis objek, menurut Hamami kebenaran dalam ilmu dibedakan menjadi dua jenis teori, yaitu kebenaran korespondasi untuk ilmu-ilmu alam dan kebenaran khorensi atau konsisten untuk ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan, dan logika. Kemudian hal yang sangat penting dan perlu di perhatikan dalam hal kebenaran yaitu bahwa kebenaran dalam ilmu harus selalu merupakan hasil persetujuan atau konvensi dari para ilmian dibidangnya. Sehingga kebenaran-kebenaran dalam ilmu akan terus berubah san berkembang berdasarkan penemuan-penemuan terbaru yang mampu menentang teori-teori terdahulu dalam bidang ilmu yang sama. Serta mendapatkan persetujuan konvesional sari para ilmuwan di bidang yang sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun