Tentu tidak hanya 3 kesenian itu yang dimiliki suku sunda. Ada juga tarawangsa, jaipongan, sekatenan dan masih banyak lagi. Â
Itu semua menunjukan betapa kreativitas masyarakat suku sunda yang sangat besar. Tanah sunda yang mendapat julukan tanah parahyangan dengan alam yang indah dan subur tentu menjadi pemicu lahirnya kesadaran akal budi dan rasa yang melahirkan banyak produk kebudayaana. Â
Hal yang sama terjadi di semua suku bangsa di bumi nusantara. Dari Aceh sampai Papua hadir banyak ragam kebudayaan yang menghiasai dan mengiringi perjalanan waktu anak-anak bangsa nusantara dalam memakmurkan tanah airnya.
Internalisasi Budaya Nusantara
Ada banyak cara untuk melakukan internalisasi budaya dan kesenian kepada anak-anak. Yang paling mudah dan gampang membiasakan diri setiap orangtua si anak untuk memperdengarkan atau menunjukan kesenian dan atau pertunjukan seni budaya kepada anak-anak. Â
Kalau orangtuanya sendiri peduli dan bahkan menggemari ragam budaya daerahnya tentunya akan menjadi model pembelajaran yang paling ideal. Guru untuk digugu dan ditiru. Masalah akan menjadi lain ketika orangtuanya tidak pernah memberikan gambaran atau menyenangi kebudayaan daerahnya.
Maka jangan salahkan anak-anak kita menjauh dan malah menggemari dan mengagumi budaya bangsa lain. Karena para orangtuanya tidak pernah memberikan contoh dalam mengapresiasi kebudayaan daerahnya. Â
Bentuk mengapresiasi tentu sangat beragam cara dan perwujudannya. Mulai melihat pertunjukan budaya, menghadiri pagelaran kesenian maupun menonton youtube/medsos pertunjukan kesenian atau hiburan bernuansa kedaerahan bersama keluarga.
Sementara proses formal tentu dilakukan di sekolah. Muatan lokal dalam pembelajaran seni dan budaya di setiap sekolah tentu memiliki misi dalam memperkenalkan budaya kepada siswa.Â
Beragam tugas dan praFktikum seni budaya bertujuan agar siswa memahami dan bisa menyelami filosofis seni dan budaya yang diwariskan nenek moyangnya.Â
Itulah sebenarnya inti pembelajarn budaya. Selain siswa trampil dalam memperagakan aneka gerak dan memainkan benda budaya, yang tidak kalah pentingnya adalah falsafah budaya itu sendiri. Â