"Sejak pulang dari Didi-Lilo kemarin, aku jadi kangen ibuku di Gori..." jawab Soso.
"Ya pulang lah, kan liburan masih lumayan panjang..."
"Ya sudah, kau ikut aku!" kata Soso.
Abel bengong, "Aku? Ikut kamu ke Gori?"
"Iya, kenapa?"
"Yaaa, ayo..." kata si Abel, "Tapi diongkosin kan?"
*****
Bagi Soso, mengajak si Abel pulang ke Gori itu bukan tanpa alasan. Pertama, ia kasihan kalau meninggalkan anak itu sendirian di Tiflis. Kedua, ia butuh kawan di perjalanan.Â
Ketiga, si Abel juga bisa menjadi bemper saat di sana. Ya, kalau si Abel ikut dan tinggal di rumahnya --rumah peninggalan bapaknya---barangkali ia tak perlu was-was didatangi lagi oleh si Bonia.
Dan memang begitulah adanya. Setelah sampai di Gori dengan menumpang kereta api, hal yang belum pernah dialami si Abel, Soso bisa tenang menemui ibunya di rumah Pak Koba, ayah tirinya.Â
Di sana, ia bertemu dengan Bonia yang tampak kikuk. Saking kikuknya, anak itu malah tak mengucapkan sepatah kata pun pada Soso yang mengajak serta si Abel untuk numpang makan malam. Setelah itu, mereka kembali ke rumah Soso untuk tidur di sana.