Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (101) Digantung Status

11 Maret 2021   06:11 Diperbarui: 12 Maret 2021   11:15 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Hingga suatu ketika, setelah lebih dari seminggu menjalani hukuman tinggal di Tembok Derita, Soso dipanggil penjaga ketika berada di dalam kelas. Penjaga itu mengatakan ada tamu yang mengunjunginya. Seperti biasa, penjaga ogah menyebutkan siapa tamu yang dimaksud, hanya mengingatkan soal batas waktu kunjungan.

Ternyata yang mengunjunginya adalah ibunya, Mak Keke. Tak terkira senangnya Soso. Selain karena itu kunjungan pertama ibunya, Soso juga memang sangat menantikannya.

Setelah berbasa-basi temu kangen, Soso akhirnya menanyakan soal kabar pamannya itu. Mak Keke tampak berat hendak bercerita.

"Maafkan Mak, So. Seharusnya sejak lama Mak memberitahu soal keluargamu. Mungkin Mak dulu merasa ditinggalkan sendiri, sehingga akhirnya tak mau lagi bicara soal mereka padamu..." katanya. "Sejak bapakmu ngaco, Mak berutang ke sana-sini, termasuk pada saudara-saudara Mak, mereka akhirnya malas berurusan lagi dengan kita. Mak merasa sakit hati waktu itu. Saat bapakmu masih berjaya, punya cukup uang, mereka sering datang, meminta bantuan ini-itu. Giliran Mak yang perlu, semua menghindar. Mulai hitung-hitungan..."

"Memang banyak utang Mak pada mereka, tapi sebelum itu, banyak pula bantuan yang Mak kasih, dan tak pernah hitung-hitungan..." lanjutnya. "Sejak kamu masuk sekolah di sini dan tak lagi butuh biaya, Mak mulai menabung untuk membayar utang-utang Mak itu. sayangnya, tak kesampaian. Pamanmu, Sandala, yang paling banyak memberi pinjaman pada Mak, keburu pergi!"

"Apa iya karena polisi?" tanya Soso.

Mak Keke mengangguk. "Memang begitu kenyataannya. Tapi tak jelas apa penyebabnya. Ada yang bilang karena pamanmu kecanduan judi dan berutang banyak terus berseteru dengan seseorang sampai akhirnya polisi datang dan menangkapnya. Terus di jalan katanya dia melawan hingga akhirnya ditembak..."

"Ada juga yang mengatakan, masalahnya sebetulnya dengan salah satu polisi itu, juga karena hal yang sama, soal judi. Kebetulan ada masalah dengan yang lain, polisi itu memanfaatkan situasi...." Imbuhnya. "Entahlah mana yang benar. Susah kalau sudah berurusan dengan polisi..."

"Siapa keluarga Mak yang masih ada di sana?" tanya Soso.

"Ada bibimu, Anna Geladze, sepupu Mak," jawab Mak Keke. "Satunya lagi, adik Mak, Gio Geladze, sudah lama tak tinggal di Didi-Lilo, ikut suaminya di Telavi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun