Justru dari Sabine lah, Soso belajar membedakan setiap hubungannya dengan perempuan, dan Sabine menjelaskan dengan pandangannya sendiri yang bagi Soso itu masuk akal.
"Tidak semua perempuan itu memiliki tujuan yang sama ketika berhubungan dengan laki-laki. Ada yang melibatkan perasaan mendalam, disertai dengan harapan. Ada yang melibatkan perasaan karena sebuah alasan tertentu. Dan ada juga yang tidak melibatkan perasaan karena hanya ingin bersenang-senang. Walaupun dalam perjalanannya, bisa saja berubah..." katanya.
"Kamulah sebagai laki-laki yang harus bisa membedakannya sendiri. Kalau yang ingin bersenang-senang saja, ya itu urusanmu, apakah kamu juga meniatkannya hanya untuk bersenang-senang. Kalau perempuannya menaruh harapan, seperti cewek Rusia dari Rustavi itu, ya kamu harus berhati-hati. Karena sebaliknya kalau kamu menganggap untuk bersenang-senang, itu bisa melukai hatinya!" lanjutnya.
"Tapi itu cara pandangku sebagai orang Jerman ya..." sambungnya. "Bisa saja cara orang Rusia atau orang Georgia berbeda. Meski aku sih yakin bahwa itu bersifat umum. Hanya cara saja yang berbeda, tergantung dari budaya masing-masing!"
Dan Soso memang bisa merasakannya sendiri dengan merenungi hubungannya dengan Bonia, Tatiana, Irena, Natasha, hingga Natela. Karena itulah, ia jadi jauh lebih siap ketika berhubungan dengan Natela, karena ia sudah bisa membedakan motifnya. Dan itu bisa dirasakan dari omongan-omongan Natela sendiri.
"Kalau suatu saat kamu ada kesempatan kembali ke Poti, jangan ragu-ragu untuk mampir ke tempatku ya..." kata Natela.
Dari situ, Soso tahu, Natela memang menginginkan mereka bertemu kembali, tapi bukan sebuah 'keharusan' yang mengikat. Datang sukur, nggak datang ya sudah.
"Kalau pas aku datang kamu sudah punya suami lagi gimana?" tanya Soso iseng.
Natela tertawa, "Yaa datang saja, kita lihat saja nanti!"
Tuh kan!
*****