Soso mencatat soal itu. Bagaimanapun juga, Poti menjadi muara Sungai Rioni yang cukup besar. Ia tidak tahu, apakah sungai itu sering banjir atau tidak. Apapun itu, ia perlu mencatatnya dan melaporkannya pada Tuan Nikoladze nanti.
Kota lain yang dibahas adalah St. Petersburg. Meski Soso membacanya juga, ia tak membuat catatan khusus. Ia tahu, Tuan Nikoladze pernah kuliah di sana, jadi mungkin sudah lebih mengenalnya ketimbang ia yang hanya membacanya saja dari buku itu.
Ada dua kota lain yang dibahas dalam buku itu yang menarik perhatian Soso, yakni Rostov-na-Donu dan Novorossiysk. Dua kota ini ternyata tak jauh dari Poti karena sama-sama berada di sekitar Laut Hitam.
Rostov-na-Donu berada di tepi Sungai Don yang bermuara di Laut Azov. Ia teringat cerita Jabeer si pelaut Muslim itu. Katanya, kapal tempatnya bekerja juga mampir di kota itu karena Laut Azov sendiri memang berhubungan dengan Laut Hitam.
Sementara malah lebih dekat lagi dengan Poti, dan berada di tepi Laut Hitam. Kota ini tak jauh dari Krasnodar yang lebih besar, tetapi Novorossiysk adalah kota pelabuhan yang sangat ramai, terutama dalam hal perdagangan di sekitar Laut Hitam. Soso membuat banyak catatan dari tata kota kedua kota ini, terutama dalam hal pengembangan pelabuhannya.
Selesai membaca dan membuat catatan, satu yang dirasa kurang oleh Soso. seperti yang dikatakan oleh Tuan Nikoladze, mungkin ia memang perlu berkeliling Poti untuk membandingkan dengan apa yang dibaca dan dicatatnya.
Ia lalu menghubungi Pak Didi dan menyampaikan hal itu, sesuai dengan amanat Tuan Nikoladze.
*****
Dua hari kemudian, sebuah kereta kuda menjemput Soso di rumah Pak Didi. Kereta itu akan mengantarkannya keliling Poti, seharian bila perlu. Pak Didi sendiri jelas tak bisa ikut karena memiliki tugas yang tak bisa ditinggalkan di Balai Kota Poti. Soso sudah memintanya mencarikan seseorang yang bisa menemaninya untuk diajak berdiskusi.
Taunya, kereta itu bukan hanya datang dengan kusir saja, tapi juga dengan seorang perempuan pertengahan dua puluh tahunan, mungkin antara 25-30 tahun. Perempuan itu langsung menghampiri Soso.
"Tuan Koba Djugashvili? Saya Natela Gvazava, pegawai di balai kota. Saya diminta untuk menemani Tuan meninjau kota Poti, sesuai dengan perintah Pak Walikota..." katanya.