"Kabar baiknya, kudengar polisi mulai serius menyelidiki kasus di pabrik. Anak-anak yang ditahan itu sudah diperiksa kembali dan sudah dibebaskan dengan jaminan dari orang tuanya masing-masing. Kalau nanti mereka dinyatakan terlibat ya terpaksa harus ditahan lagi..."
"Di pabrik memang mulai beredar kabar kalau yang mencuri sepatu-sepatu itu adalah si Kustov sendiri, dibantu seseorang. Ada orang Armenia, namanya Tamar Ohanian yang dicurigai kawan-kawan sekongkol dengan si Kustov, bersama dengan dua orang penjaga. Satu orang Rustavi, dan satunya lagi orang Armenia. Polisi sudah menahan dua penjaga itu, tapi si Kustov belum, dan si Tamar sudah menghilang beberapa hari terakhir ini..." lanjut Pak Sese.
"Kabar buruknya..." lanjut Pak Sese, "Sampai saat ini masih ada beberapa pekerja pabrik yang belum pulang. Katanya sih ada dua orang. Soal itu ada orang yang sedang mencari tahu, termasuk mengecek ke kantor polisi..."
"Dan satu lagi. Polisi juga akan menyelidiki orang-orang yang dianggap bertanggungjawab atas demo kemarin. Katanya, selain ada yang meninggal, entah siapa, juga menyebabkan kantor polisi rusak!"
Soso menghela nafas. "Jangan-jangan yang meninggal itu yang semalam satu ruangan dengan saya Pak De..."
"Memangnya ada?"
Soso menceritakannya, meski ia nggak tahu soal yang itu, yang ia tahu hanya dua orang yang pingsan saja. Itupun ia tak tahu siapa, soalnya kan keburu dibawa polisi saat ia belum bangun. Hanya cerita dari si Victor.
"Sudahlah..." kata Pak Sese. "Sebaiknya kau jangan kemana-mana dulu. Takut ada apa-apa. Jangan sampai kamu terseret-seret, dan nanti malah mengganggu sekolahmu!"
"Iya So... kamu ini kok ya malah ikut-ikutan segala..." Mak Imel yang sedari tadi mendengarkan ikut menimpali. "Urusan di pabrik itu bukan lagi urusanmu, meski memang kamu masih punya teman di sana!"
Soso diam sejenak, "Siapa saja yang dicari polisi itu Pak De?"
"Katanya sih yang membuat tulisan di suratkabar, yang dianggap menghasut, orang-orang dari kelompok apa itu, Mesame Dasi atau apa, yang ikut menghasut, padahal mereka bukan buruh, dan tak ada kaitannya dengan buruh dan kasus di pabrik itu."