Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stalin: (84) Kabar Baik dan Buruk

19 Februari 2021   21:28 Diperbarui: 20 Februari 2021   21:29 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (83) Percakapan dalam Gelap

*****

Menjelang tengah hari, semuanya terlihat makin jelas. Dinding-dinding batu, jeruji-jeruji besi, termasuk orang-orang yang ada di ruangan-ruangan yang lain. 

Penjara dalam benteng itu ternyata penuh dengan orang, terutama di ruangan-ruangan lain. Ruangan yang ditempati Soso berada paling ujung dan hanya diisi oleh dua orang, Soso dan si Victor. Tiga orang lainnya, kata si Victor sudah dibawa polisi, entah kemana.

Tengah hari, datang serombongan polisi, hanya beberapa saja yang membawa senjata api, lainnya hanya membawa pedang dan kunci-kunci. Satu-persatu kunci jeruji dibuka. 

Para penghuninya diminta keluar dan disuruh pulang ke rumahnya masing-masing. Di antara mereka yang ditahan, Soso tak menemukan seorang pun yang dikenalnya, kecuali si Victor yang satu ruangan. Itupun baru kenal semalam dan melihat wajahnya dengan jelas tadi pagi.

Sementara yang lain, banyak yang saling mengenal satu-sama lain. Mulanya mereka berkerumun dan mengobrol, tapi buru-buru dibubarkan oleh para polisi. Daripada dimasukkan lagi ke dalam sel gelap itu, mereka jelas memilih segera bubar.

Dan benar saja, mereka memang ditahan di dalam benteng Narikala. Penjara dalam benteng itu sebetulnya sudah lama tak dipakai. Ada penjara khusus yang dibangun di bagian barat kota Tiflis untuk para terpidana. Sementara tahanan polisi umumnya ditempatkan di dalam sel dalam kantor polisi saja.

Mungkin karena jumlahnya yang sangat banyak dan tak mungkin ditahan di dalam sel di kantor polisi, polisi kemudian menggunakan kembali sel di dalam Benteng Narikala untuk menahan para buruh yang berdemo kemarin.

Kelihatannya tidak semua buruh ditahan, karena jika iya, sel di dalam benteng pun tak akan mencukupi, atau akan sangat sesak. Atau mungkin juga itu hanya sebagian tahanan, sisanya di tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun