*****
Si Lado meninggalkannya lagi sendirian. Karena kurang kerjaan, Soso mulai memberesi rumah itu, barang-barang yang berserakan, buku-buku, baju-baju si Lado ia rapikan. Lumayan juga hasilnya, rumah itu tak lagi mirip sarang penyamun, sudah lebih layak disebut sebagai rumah, meski kontrakan saja.
Soal mau diakui sebagai apa rumah itu pada Tatiana nanti, itu urusan belakangan. Bohongnya nggak perlu direncanakan, mengalir saja, pikir Soso. Kalaupun nanti malah ketahuan, ya sudah, liat saja nanti.
Tapi kok ia deg-degan juga ya menunggu kedatangan gadis itu!
*****
BERSAMBUNG: (78) Sepucuk Surat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H