Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (77) Bergerak dan Menunggu

12 Februari 2021   21:27 Diperbarui: 13 Februari 2021   23:47 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan mengumpulkan pentolan-pentolan serikat buruh di Tiflis ini untuk bergerak!" jawab si Lado.

"Sasarannya?"

"Polisi dulu!" jawabnya. "Kalau polisi bisa kita dorong untuk bergerak menyelidiki yang bener, itu akan jadi tamparan bagi para pemilik modal itu, bahwa mereka tidak bisa seenak udelnya mempermainkan buruh..."

"Tapi Sergei Kustov itu bukan pemilik, hanya manajer operasional..." kata Soso.

"Apa bedanya? Toh ia sama-sama Rusia! Biar orang-orang Rusia yang punya modal itu juga bisa memilih orang yang bener dalam mengelola pabriknya. Kan mereka juga yang rugi kalau bener si Kustov itu menyelewengkan jabatannya untuk kepentingannya sendiri!"

Soso mengangguk-angguk lagi. "Menarik. Akan kubuat tulisannya!"

"Tulis sekarang!" kata si Lado.

"Siap bos!"

*****

Malam itu Soso bener-bener mencurahkan pikirannya pada sebuah tulisan. Tulisan yang disarankan oleh si Lado. Otaknya berpikir keras untuk merangkai ide dan gagasan-gagasan yang bercampur-baur dalam kepalanya. Sekali lagi, ia harus mengakui bahwa kemampuannya menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, masih tertinggal jauh dengan kemampuannya menyampaikan secara lisan. Dalam tulisan, ia belum bisa mengalir, masih terbata-bata memilah ide yang harus disampaikan, dikesampingkan, atau bahkan dibuang jauh-jauh.

Soso ditinggal sendirian di rumah itu. si Lado-nya sendiri pergi sesuai dengan rencana sebelumnya. "Akan aku sampaikan pada teman-teman soal ini So. Tapi kau sendiri harus menyelesaikan tulisannya!" kata si Lado.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun