"Aku akan mengumpulkan pentolan-pentolan serikat buruh di Tiflis ini untuk bergerak!" jawab si Lado.
"Sasarannya?"
"Polisi dulu!" jawabnya. "Kalau polisi bisa kita dorong untuk bergerak menyelidiki yang bener, itu akan jadi tamparan bagi para pemilik modal itu, bahwa mereka tidak bisa seenak udelnya mempermainkan buruh..."
"Tapi Sergei Kustov itu bukan pemilik, hanya manajer operasional..." kata Soso.
"Apa bedanya? Toh ia sama-sama Rusia! Biar orang-orang Rusia yang punya modal itu juga bisa memilih orang yang bener dalam mengelola pabriknya. Kan mereka juga yang rugi kalau bener si Kustov itu menyelewengkan jabatannya untuk kepentingannya sendiri!"
Soso mengangguk-angguk lagi. "Menarik. Akan kubuat tulisannya!"
"Tulis sekarang!" kata si Lado.
"Siap bos!"
*****
Malam itu Soso bener-bener mencurahkan pikirannya pada sebuah tulisan. Tulisan yang disarankan oleh si Lado. Otaknya berpikir keras untuk merangkai ide dan gagasan-gagasan yang bercampur-baur dalam kepalanya. Sekali lagi, ia harus mengakui bahwa kemampuannya menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, masih tertinggal jauh dengan kemampuannya menyampaikan secara lisan. Dalam tulisan, ia belum bisa mengalir, masih terbata-bata memilah ide yang harus disampaikan, dikesampingkan, atau bahkan dibuang jauh-jauh.
Soso ditinggal sendirian di rumah itu. si Lado-nya sendiri pergi sesuai dengan rencana sebelumnya. "Akan aku sampaikan pada teman-teman soal ini So. Tapi kau sendiri harus menyelesaikan tulisannya!" kata si Lado.