Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (76) Mengunjungi Tahanan

11 Februari 2021   21:13 Diperbarui: 12 Februari 2021   21:29 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sharur? Itu kan titik ketemu bandit, pejuang, pemberontak, segala macam lah..." kata Pak Beso. "Wajar saja kalau di sana mahal, orang-orang kayak gitu kan butuh sepatu yang kuat..."

"Apa istimewanya kota itu Pak?" tanya Soso penasaran, nampaknya Pak Beso mengetahui sesuatu tentang kota itu.

"Itu sekarang titik temu tiga kekaisaran, Rusia, Otoman, dan Persia..." kata Pak Beso. "Kalau kau pemberontak Rusia, kau bisa mudah melarikan diri ke Otoman atau Persia, begitupun dengan yang lain. Jadi bukan hanya sepatu di sana yang laku, senjata juga laku. Kau mau nyari pedang yang bagus, atau senjata api, juga banyak yang jual..."

"Jauh Pak?"

Pak Beso mengangguk, "Kata orang sih seperti jarak Tiflis ke Poti, tapi arahnya ke selatan. Nggak tau juga persisnya, aku belum pernah ke sana kok!"

"Kalau menjual sepatu boots sebanyak, katakanlah dua puluh peti ke sana, menguntungkan nggak?"

"Satu peti kan empat puluh pasang, ya lumayan lah...." jawab Pak Beso. "Ngapain sih kamu ikut campur masalah di pabrik itu?" tanya Pak Beso.

"Nggak apa-apa Pak, saya nggak peduli soal sepatu itu. Saya hanya kasihan sama temen-temen saya..." jawab Soso.

"Terserah kamu lah, tapi hati-hati saja berurusan dengan orang Rusia seperti itu. bisa-bisa kamu sendiri yang celaka!" kata Pak Beso.

Soso mengangguk, ia kemudian pamitan hendak menemui teman-temannya di kantor polisi Tiflis.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun