Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (41) Kopi dan Tembakau

6 Januari 2021   11:07 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:13 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (40) Ghazonva

*****

Malam itu yang kebagian jatah rembes adalah si Niko dan Armas. Tapi si Niko tak mengambil jatahnya, ia batuk-batuk terus, dan ini beneran, bukan bagian dari tugas jaga seperti saat Mister Black Spot belum jadi kepala pengawas. Akhirnya hanya si Armas yang memutuskan untuk keluar. Itu juga nggak jadi, karena dua orang pengawas masih terlihat di pojok. Sampai akhirnya tak ada yang jadi keluar.

Soso sendiri sangat ingin ke tempatnya Gege Imedashvili, melanjutkan obrolannya tadi siang yang menarik. Terutama soal phalanstery dan obschina itu. Selama ini, ia hanya membaca dan mempelajari tentang gagasan-gagasan besar yang mengawang-awang, tetapi tak begitu jelas apa solusinya bagi permasalahan-permasalahan yang dibahas. Kemiskinan, penindasan, sistem kekuasaan, hingga sistem ekonomi, hanya dilihat dalam tataran filosofis. Sangat jauh dari solusi praktis yang bisa diterapkan.

Karena malam itu ia nggak bisa keluar, jam istirahat keesokan harinya, tanpa menunda-nunda, Soso langsung ke tempatnya Gege. Tapi di sana, dia malah ketemu dengan rombongan si Lado. Dua orang yang bersamanya sudah dia kenal, Silva Jibladze dan Noe Zhordania.

"Eeeeh Romo Joseph... mari sini bergabung..." kata Lado yang melihatnya sambil melambaikan tangan kepada Soso. Soso terpaksa bergabung dengan mereka. Saat itu Gege melintas. "Tuan Narodnik, tolong beri secangkir kopi untuk temanku ini!" kata Lado kepada Gege.

"Pekat atau manis?" tanya Gege.

Lado melirik Soso. "Mau yang mana?" tanyanya.

"Aku belum pernah minum kopi..." jawab Soso, jujur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun