Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (40) Gazhonva

5 Januari 2021   09:07 Diperbarui: 6 Januari 2021   11:32 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oke, kita lupakan dulu soal Rusia atau pribumi...." kata Gege. "Kamu bayangkan, jika para petani itu tidak hidup sendiri-sendiri, tapi bekerja bersama dalam sebuah kelompok. Tak ada yang memiliki tanah itu secara perseorangan, tapi milik bersama. Semuanya bekerjasama untuk mengolah dengan pembagian yang merata, mungkin dengan pembagian siapa menanam apa. Hasilnya untuk kepentingan bersama. Yang hanya menanam jagung tetap akan mendapatkan gandum, atau buah-buahan, dan sebaliknya. Kira-kira apa yang akan terjadi?" tanya Gege kemudian.

"Para petani tidak akan kesulitan, atau setidaknya hidupnya lebih tenang..." jawab Soso.

"Ya... mereka tidak memiliki tanah itu, tapi mereka tidak kehilangan haknya kan?"

Soso mengangguk.

"Itulah konsep Obschina[8]... serupa dengan phalanstery tadi. Hanya kalau palanstery yang digambarkan Chernyshevsky berupa bangunan dimana semua mengerjakan bisnis jahitan...." kata Gege lagi.

Bel dari seminari yang tak jauh berdentang. Waktu istirahat akan segera habis. "Nanti malam atau besok, saya akan ke sini lagi, kita lanjutkan ya..." katanya.

Gege mengangguk, "Dengan senang hati!" jawabnya.

*****

BERSAMBUNG: (41) Kopi dan Tembakau

Catatan:

[1] Versi aslinya berbahasa Perancis berjudul Les Miserables, terbit pertama kali tahun 1862.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun