"Katanya mau usaha lagi..." kata Soso. "Apa aja lah Pak, asal Bapak tidak lagi bikin masalah di Tiflis. Polisi tidak akan memberi ampun lagi.."
"Aku tak punya uang untuk ongkos sekalipun!"
"Saya akan memberi Bapak uang..."
"Darimana kau punya uang?"
"Pak Sese yang memberi..." jawab Soso bohong.
"Belikan aku makanan dulu..." katanya.
Soso mengangguk. Soso lalu menemui polisi tadi yang lalu mengajaknya ke pojokan untuk menagih uang satu rubelnya. Soso memberikannya. Tapi taka da surat pembebasan seperti yang dijanjikannya. "Sudah, sana bawa pergi. Awas, jangan sampai terlihat lagi di Tiflis, apalagi bikin masalah!"
Soso tak mau berdebat lagi. Ia segera menemui Pak Beso dan membawanya keluar. Mereka lalu mampir ke sebuah kedai makanan, membelikannya sepotong kachapuri keju yang dimintanya.
"Kau baik-baik saja di sekolahmu kan?" tanya Pak Beso.
Soso mengangguk. Sebuah obrolan 'waras' yang canggung. Entah sudah berapa lama ia tak mengobrol seperti itu. Mungkin tak pernah, selama ia 'dewasa' karena Pak Beso keburu pergi. Obrolan seperti itu mungkin terjadi ketika ia masih anak-anak yang bahkan ia sendiri tak pernah ingat apa yang mereka omongkan. Kalaupun ada omongan serius, paling soal sepatu jika Soso bertanya.
"Jaga ibumu..." kata Pak Beso lagi.