Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (36) Ayah dan Anak

1 Januari 2021   10:03 Diperbarui: 3 Januari 2021   07:37 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bazaar Armenia dulu terkenal dengan barang-barang mewah, tapi sekarang tergantikan oleh dibangunnya pertokoan Golovsky. Golongan menengah sekarang yang masih berbelanja kebutuhan di Bazaar Armenia yang seolah berganti menjadi pasar buah, makanan, dan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perajin emas, perak, dan barang-barang logam lainnya banyak ditemukan di sini.

 Bazaar Persia nyaris tidak berubah, para penjual pakaian, dari yang murah hingga sutra bagus yang harganya terjangkau bisa ditemukan di situ, dan yang paling utama adalah pusat penjualan rempah-rempah. Kedai minuman banyak bermunculan di kedua pasar itu, dan umumnya adalah pedagang asli Georgia yang dikenal pandai mengolah anggur dan buah-buahan lainnya menjadi aneka jenis minuman, dari yang menyegarkan hingga yang memabukkan.

Pak Beso, bapaknya Soso, ditangkap polisi di Bazaar Persia. Ia ketahuan menenggak anggur dari kantong kulit domba, wadah yang digunakan untuk menyimpan anggur yang akan diperjualbelikan. Sebuah warisan dari kebiasaan orang Persia yang diadopsi orang Georgia, meski sudah banyak juga yang beralih menggunakan tong kayu berbentuk silinder.

Lelaki itu meringkuk di ruangan kecil berjeruji. Mungkin tertidur, atau mabuk. Soso sudah mengenalinya. "Sampai kapan dia ditahan?" tanya Soso pada seorang polisi berpangkat rendah yang mengantarnya menengok bapaknya.

"Entahlah, kami tak punya alasan untuk mengeluarkannya. Kami sudah bosan menangkapnya..." kata polisi itu, dalam bahasa Georgia. "Di sini dia hanya menghabiskan jatah makanan. Tapi kalau dikeluarkan, para pedagang terus mengeluh..."

"Apakah ia akan diadili?" tanya Soso.

Polisi itu tersenyum kecut. "Pekerjaan kami sudah terlalu banyak untuk mengurusi maling dan penjahat-penjahat yang jauh lebih berbahaya daripada pemabok yang hanya butuh seteguk anggur atau chacha..."

"Kalau begitu, apa dia bisa dibebaskan?"

"Supaya bisa kami tangkap lagi besok?" tanya polisi itu.

"Saya akan membawanya ke Gori..." jawab Soso.

"Kamu siapa?" tanya polisi itu. Soso memperkenalkan dirinya, termasuk sekolahnya. Polisi itu agak takjub juga. "Seorang pemabuk seperti itu punya anak sekolah di Seminari Tiflis?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun