Soso mengangguk, "Acara apaan sih Do?"
"May Day, hari buruh..." jawab Lado. "Kau lihat hasil perjuanganku dan kawan-kawan, banyak yang datang kan?"
"Buat apaan sih?" tanya Soso.
"Ini gerakan internasional untuk menuntut pemenuhan hak-hak buruh.." kata si Lado. "Tiga tahun yang lalu, si Nunu ikut kongres internasional kedua di Brussel.[2] Dan ini adalah gerakan pertama di Georgia. Kalau yang di Ohio Amerika, tahun lalu katanya sempat rusuh. Tapi di sini tidak kan, kau lihat sendiri. Dan ini semuanya adalah buruh Georgia..."Â
Soso masih belum mengerti arahnya. Tapi ia diam saja.
"Kau tau So, penjelasanmu soal buku Kapital dulu itu ditanggapi serius oleh para pentolan pekerja. Mereka mulai bergerak untuk menuntut bagian dari keuntungan yang lebih adil dari hasil kerja mereka..." lanjut si Lado. "Mereka juga menuntut perlakuan manusiawi di tempat kerja. Kau ingat penjelasanmu tentang alienasi itu kan?"
Soso hanya mengangguk. Tapi ia tidak menyangka kalau apa yang ia sampaikan itu dianggap sangat serius oleh para buruh. Toh ia juga nggak terlalu yakin juga, apa bener karena penjelasannya itu. Kan mungkin saja si Lado melebih-lebihkannya.
"Ayo So, kau ikut ngomong sana!" kata si Lado kemudian.
"Eeeh jangan..." Soso langsung memotongnya, "Aku pake seragam Do, nanti ada guru pengawas yang liat kan gawat!"
Lado tertawa, "Padahal asyik kalau kamu ikut ngomong So..." katanya. Tiba-tiba Lado memalingkan wajahnya dan memanggil seseorang. "Natasha, sini..."
Seorang cewek menyeruak di antara kerumunan yang kebanyakan laki-laki itu.