Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (29) May Day, Aku Cemburu!

25 Desember 2020   05:14 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:56 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WPAP by Alip Yog Kunandar

"Aku dah putus..." jawab Seva.

"Kenapa?"

"Males ah, matre..." jawab Seva.

"Si Peta?"

"Dia mah masih..."

Seva menjejeri langkah Soso sambil memperhatikan orang-orang yang berjalan searah ke selatan itu. Di pertigaan kecil, harusnya Soso belok kanan kalau mau ke tempatnya Pak Yedid. Tapi ia semakin penarasan dengan jumlah orang yang makin banyak. Lapangan Yerevan tampaknya menjadi tempat berkumpulnya orang-orang tadi.

Di sebelah selatan Seminari Tiflis memang ada sebuah lapangan yang diapit oleh gedung-gedung megah dan penting di Tiflis saat itu seperti balai kota dan Bank Tiflis. Orang Tiflis tidak menganggap lapangan itu penting sampai Rusia menamainya Erivansky Ploshchad, Alun-alun Erivanskaya. Belakangan diganti lagi dengan Paskevich-Erivansky Ploshchad, Alun-alun Paskevich-Erivansky. Erevan?[1] Apa hubungannya nama kota itu dengan Tiflis? Siapa pula Paskevich itu? Apa pentingnya buat orang Tiflis?

Memang tidak penting buat orang Tiflis atau orang Georgia. Tapi penting buat Kekaisaran Rusia. Bagi Rusia, Erevan adalah simbol kesuksesan di Kaukasus atas Persia. Awal abad ke-19, Rusia mendesak tentara Persia mundur jauh, meninggalkan dua wilayah penting yang dikuasai sebelumnya, Kartli-Kakheti --kerajaan yang menguasai separuh tanah Iveria-- dan Armenia. Kartli-Kakheti yang berpusat di Tiflis dengan mudah diambil alih. Persia bertahan di Erevan, wilayah Armenia sana. Perang besar terjadi antara tahun 1826-1828, dan tentara Rusia, dibawah kepemimpinan Jenderal Ivan Paskevich memenangkannya. Armenia berpindah tangan.

Paskevich yang keturunan Ukraina itu diberi gelar Pangeran Erevan dan berkuasa di wilayah-wilayah yang direbutnya, termasuk Georgia. Bukan itu saja yang didapatkan oleh Paskevich. Titik keberangkatan pasukannya ketika menyerang Erevan diabadikan dengan namanya. Ya itu, lapangan kecil di sebelah selatan Seminari Tiflis itu. Orang-orang Tiflis 'menerima' sebutan Erevan atau Yerevan untuk lapangan itu, mereka menyebutnya sebagai Erevansk'is Moedani, Alun-alun Erevan, tapi tak pernah menyebutnya Paskevich Moedani.

Di tengah lapangan, Soso melihat ada orang yang tampaknya sedang berpidato. Sebagian besar orang mendengarkannya. Soso jadi penasaran. "Kita ke sana yuk Sev, aku penasaran ada apa..." kata Soso.

"Alaah, paling tukang obat dari Persia... yang bawa-bawa ular itu..." kata Seva.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun