Penjaga kedua memegangi tangan Pak Beso yang dilipat ke belakang, persis polisi menangkap kinto di jalanan Gori atau Tiflis, lalu mendorongnya keluar. Pak Beso masih berteriak dan mengumpat dalam bahasa Georgia.
Soso memandanginya. Antara lega karena penjaga itu mempercayainya, tapi juga sedih dan gundah. Teringat omongan orang-orang di kampungnya yang selalu menggosipkan kalau ia bukan anaknya Pak Beso, macem-macem lah, termasuk yang mengatakan ia anaknya Pak Koba, bapaknya si Yuri dan Bonia itu. Dan sekarang, omongan penjaga itu juga cukup menohok, ia tak melihat kesamaan wajahnya dengan wajah Pak Beso! Ketidakpeduliannya selama ini pada omongan tetangganya terusik. Ia menyesal telah mengusir Pak Beso dengan cara itu, tapi bapaknya itu, lepas dari benar atau tidak, sudah keterlaluan.
"Balik ke kelas sana!" kata penjaga pertama, "Besok-besok kalau mau ngasih sedekah buat pengemis liat-liat dulu. Bedakan antara pengemis beneran dengan pemabok!"
Soso mengangguk. Ia masih sempat melihat bapaknya dorong-dorongan dengan penjaga di luar gedung sebelum ia melangkah untuk kembali ke kelas.
*****
BERSAMBUNG