Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (15) Lado Ketskhoveli

11 Desember 2020   08:08 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:49 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kening Soso berkerut, “Penulisnya?”

“Karl Marx…”

Soso kayak pernah mendengarnya, tapi belum pernah melihat bukunya di tempatnya Pak Yedid itu. Ia beringsut untuk mencari tahu, sementara pemuda itu memperhatikannya.

“Soso, Joseph Djugashvili!” kata pemuda itu.

Soso melirik dan memandangnya, samar ia mengenali pemuda itu, “Kaukah itu Lado?”

Pemuda itu tersenyum lebar, “Iya, aku, Ladoslav Ketshkoveli, Lado…” katanya sambil menghambur ke arah Soso. Mereka pun berpelukan sambil menepuk pundak masing-masing.

“Kau sekolah di Seminari ini?” tanya pemuda yang dikenal Soso dengan nama Lado itu.

Soso mengangguk, “Kamu, ngapain di sini?”

*****

Ladoslav Ketshkoveli alias si Lado adalah teman Soso di Gori. Bapaknya, Gregori Ketshoveli adalah seorang pendeta dan juga guru di sekolah Soso. Lado juga sekolah di tempat yang sama. Tapi karena Lado lebih tua setahun darinya, dan Soso telat dua tahun masuk sekolahnya, maka kelas mereka jauh, beda tiga tahun. Urusan sekolah, Lado sangat senior. Makanya, sudah hampir empat tahun Soso tak melihat Lado di Gori.

“Bisa juga kau sekolah di sini!” kata si Lado, saat mereka melanjutkan obrolan di depan toko buku Pak Yedid. Untungnya Pak Yedid sudah kembali, jadi Soso bisa ngobrol dengan teman lamanya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun